Honda

Gula Batok Dan Alpukat Oleh-oleh Favorit dari Lubuklinggau, Harganya Murah Loh

Gula Batok Dan Alpukat Oleh-oleh Favorit dari Lubuklinggau, Harganya Murah Loh

Penjual gula batok dan alpukat di stasiun Kereta Api Kota Lubuklinggau--

LUBUKLINGGAU, PALPRES.COM- Berkunjung ke Kota Lubuklinggau, Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) kurang lengkap jika tidak membeli oleh-oleh gula batok dan buah alpukat, karena kedua jenis buah tangan ini sangat terkenal dikalangan masyarakat.

Sebelum membahas oleh-oleh gula batok dan alpukat, ada baiknya kita mengetahui sejenak tentang Kota Lubuklinggau. 

Ya, berdasarkan sejumlah plat form media mass di online, daerah yang terletak di ujung barat Provinsi Sumsel ini memiliki populasi pada tahun 2022 sebanyak 240,238 ribu jiwa, yang terletak pada posisi antara 102 º 40' 0” - 103 º 0' 0” bujur timur dan 3 º 4' 10” - 3 º 22' 30” lintang selatan, dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Rejang Lebong, Provisi Bengkulu.

Kota Lubuklinggau merupakan daerah pemekaran dari Kabupaten Musi Rawas (Mura) dan status kota untuk Lubuklinggau diberikan melalui Undang-Undang Nomor 7 tahun 2001.

BACA JUGA:Bansos PKH Tahap 3 Cair Juli 2023, Lansia Dapat Rp600 Ribu, Ini Cara Mencairkannya

Kemudian berdasarkan UU diatas, Kota Lubuklinggau memiliki luas wilayah 401,50 Km atau 40.150 Ha yang meliputi 8 wilayah kecamatan dan 72 kelurahan. Kota Lubuklinggau adalah suatu kota setingkat kabupaten paling barat wilayah provinsi sumatera selatan yang terletak pada posisi antara 102 º 40' 0” - 103 º 0' 0” bujur timur dan 3 º 4' 10” - 3 º 22' 30” lintang selatan.

Pada waktu Clash I tahun 1947, Lubuklinggau dijadikan Ibu kota Pemerintahan Provinsi Sumatra Bagian Selatan, lalu pada tahun 1948 Lubuklinggau menjadi Ibu kota Kabupaten Musi Ulu Rawas dan tetap sebagai Ibu kota Keresidenan Palembang.

Sementara itu berdasarkan catatan sejarah, pada tahun 1956 Lubuklinggau menjadi Ibu kota Daerah Swatantra Tingkat II Musi Rawas, selanjutnya pada tahun 1981 dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 tanggal 30 Oktober 1981 Lubuklinggau ditetapkan statusnya sebagai Kota Administratif. 

Lalu pada tahun 2001 dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 tahun 2001 tanggal 21 Juni 2001 Lubuklinggau statusnya ditingkatkan menjadi Kota. Pada tanggal 17 Oktober 2001 Kota Lubuklinggau diresmikan menjadi Daerah Otonom.

BACA JUGA:Saking Jujur dan Tepat Janji, Rasulullah Pernah Memuji Abu Ash bin Rabi, Begini Kisahnya

Seiring perkembangan Lubuklinggau menuju Kota Metropolis Madani, sejumlah nama pejabat Polri pernah menjabat sebagai Kapolres di Bumi Sebiduk Semare.

Untuk menuju Kota Lubuklinggau bisa menggunakan jalur darat dengan menggunakan travel dan kereta api dengan tujuan Palembang-Lubuklinggau. 

Jika menggunakan kereta perjalanan ditempuh sekitar 6 jam 45 menit dengan jarak 330 kilometer, dan jika menggunakan travel perjalanan darat ditempuh sekitar 7 sampai 8 jam melalui jalur Palembang-Sekayu-Lubuklinggau.

Selain itu bisa juga memilih jalur udara dengan menggunakan pesawat terbang dengan tujuan Jakarta - Lubuklinggau dan akan mendarat di Bandara Silampari.

BACA JUGA:Wali Kota Lubuklinggau Sebut Ketua RT Garda Terdepan Pelayanan Masyarakat 

Nah dua oleh-oleh yang wajib dibawa jika berkunjung ke Kota Lubuklinggau adalah gula batok danm alpukat, kerana memang daerah ini terkenal kedua oleh-oleh tersebut dibandingkan   dengan buah alpukat karena berbeda dibandingkan dari daerah lain. 

1. Gula Batok

Gula batok merupakan salah satu bahan utama membuat cuko empek-empek, dimana gula batok khas Lubuklinggau sangat terkenal di kalangan para pembuat pempek karena kualitas terbaik, sehingga pada saat membuat cuko yang dihasilkan lebih kental dan manis.

Apalagi gula batok khas Lubuklinggau terkenal bersih, tidak ada ampas, warnanya tidak hitam dan tidak pahit. 

"Kalau gula batok harganya sekitar Rp20.000 sampai Rp25.000 per kilogram, biasanya kami mengambil dari pembuat gula batok di Tanjung Sanai dan Padang Ulak Tanding,” kata Yani, salah satu penjual oleh-oleh di Stasiun Kereta API Kota Lubuklinggau.

Yani mengaku, pesanan gula batok juga dilakukan secara online, dengan memanfaatkan media sosial untuk menawarkan dagangannya.

BACA JUGA:5 Rekomendasi Film Horor Paling Hits, yang Terakhir Kamu Jangan Nonton Sendirian!

“Kalau jualan secara konvensional sekarang ini agak susah, jadi kami juga berjualan secara online, pesanan alpukat perminggu melalui media online bisa mencapai 120-130 perkilogram,” ungkapnya. 

2. Alpukat

Menurut penuturan masyarakat, buah alpukat asal Lubuklinggau mempunyai kekhasan berupa daging tebal, panjang, berwana hijau mengkilap dan biasa disebut dengan buah alpukat mentega, karena dagingnya berwarna kuning seperti mentega. 

Selain itu ada juga buah alpukat madu yang berwarna kuning, berdaging tebal, besar dengan rasa yang manis.

BACA JUGA:3 Fakta Kedatangan LDII ke Badan Intelijen dan Keamanan Polri, Apa Itu?

Penjual buah alpukat di Kota Lubuklinggau cukup mudah ditemui di depan stasiun kereta api, dimana disini kita akan mendapati   lapak-lapak penjual alpukat. 

Yani mengaku penjualannya semakin meningkat di masa musim liburan sekolah dan adanya even di Kota Lubuklinggau. 

Alpukat yang dijual di lapaknya berasal dari Kota Lubuklinggau dan Kabupaten Musi Rawas.

Menurutnya, harga jual buah alpukat tergantung dari kondisi dan ukuran buahnya, mulai dari Rp10.000 perkilogram sampai Rp50.000 perkilogram.

BACA JUGA:Buat Trobosan Terbaru, Bank Mandiri Jadi Bank Pertama di Indonesia Yang Terbitkan ini

“Tergantung besar dan kecilnya buah alpukat kak, semakin besar buahnya maka harganya pun semakin mahal, biasanya kami mengambil alpukat dari daerah Mirasi, Petanang, Marga Mulya dan Jukung, kalua sedang ramai bisa menjual alpukat sampai 100 kilogram perhari, tapi kalau lagi sepi sekitar 20 kilogram perhari,” katanya.

Nah, itulah dua oleh-oleh khas Kota Lubuklinggau berupa gula batok dan alpukat, bagi anda yang berkunjung ke Bumi Sebiduk Semare jangan lupa untuk membeli kedua jenis oleh-oleh ini. (frans)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: