Uang ini berukuran lebih besar dan lebar.
Serta memiliki gambar yang berbeda di kedua sisinya.
Di salah satu sisi uang ini terdapat gambar seorang perempuan yang mengenakan kebaya, yang tampaknya sedang memanen padi.
Sementara itu, sisi sebelahnya menampilkan hamparan sawah yang dibuat dengan sistem terasering di Kabupaten Jember.
Kalau diperhatikan lebih seksama, tampilan uang ini mungkin tidak terlalu menarik.
Namun, uang ini sangat sulit ditemukan di pasaran.
Inilah yang jadi penyebab uang kuno ini berharga sangat mahal.
Meskipun sudah lagi tidak berlaku lagi sebagai alat pembayaran, namun nilai sejarah dan keunikan yang dimilikinya membuat uang ini menjadi buruan para kolektor di Kota Jambi.
Pada tahun 1950-an, uang kertas pecahan Rp5.000 merupakan uang yang sangat mahal.
Hanya orang-orang kaya yang memiliki uang ini di Jambi.
Satu lembar uang Rp5.000 pada masa itu sudah cukup untuk membeli sebuah motor.
Jika dibandingkan dengan nilai mata uang saat ini, jumlah tersebut mungkin setara puluhan juta rupiah.
Karena kelangkaannya, sekarang uang kertas pecahan Rp5.000 tahun 1958 ini memiliki harga yang tinggi di pasaran di Kabupaten Jember.
Menurut informasi yang diketahui, saat ini uang ini dihargai sekitar Rp500 ribu per lembar.
Hal ini menunjukkan betapa mahalnya nilai yang melekat pada uang kertas langka ini dan tingginya minat kolektor untuk memilikinya.
Tingginya harga uang kuno ini karena keunikan desainnya dan nilai sejarah yang terkandung di dalamnya.