Kaum Muslimin mengumpulkan pasukan Quraisy yang menghadapi pasukan Khalid. Puluhan Quraisy itu menyerang para sahabat dengan pedang dan busur. Usai pertempuran singkat itu, Quraisy menyerah setelah kehilangan 12 orang, dan di pihak Muslimin ada 2 pejuang yang syahid.
Sebelumnya, ketika Abu Sufyan masuk Islam, dia menemukan bahwa solusi terbaik adalah menerima Islam. Ketika ditanya Baginda Nabi, Abu Sufyan mengakui para dewa Makkah terbukti tidak memiliki daya.
Sebagai penghormatan Rasulullah pada jabatan kenegaraan Abu Sufyan, Baginda menjadikan rumah Abu Sufyan tempat perlindungan karena dia masih seorang pemimpin Makkah.
BACA JUGA:Kisah Jenaka Abu Nawas yang Miliki Strategi Doa dalam Mendapatkan Jodoh, Jomblo Wajib Baca Nih!
Bahkan dalam perjalanannya, betapa hangatnya Rasulullah bersabda, "Barang siapa yang memasuki rumah Abu Sufyan, dia yang meletakkan senjata, dan dia yang mengunci pintu rumahnya akan aman.” (Riwayat Ibnu Atsir dalam Al Kamil fi At Tarikh).
Di hari yang sangat mulia itu, langit Makkah nampak teduh, masyarakat merasa aman, kemuliaan Islam masuk ke setiap rumah dan setiap penduduknya.
Bahkan berhala-berhala yang di sekitar Ka'bah serasa tak berarti. Semua orang akhirnya paham bahwa berhala itu tak pantas berada di sana.
Bersama para sahabatnya, Rasulullah mengunjungi Ka'bah untuk menghancurkan 350 berhala-berhala dand dewa musyrikin itu.
BACA JUGA:KISAH SAHABAT NABI: Uwais Al-Qarni, Rela Menggendong Ibunda Saat Menunaikan Ibadah Haji
Nabi Muhammad membacakan ayat sambil meruntuhkan patung-patung itu, "Dan katakanlah, ‘Kebenaran telah datang dan yang batil telah lenyap’. Sungguh, yang batil itu pasti lenyap." (QS Al Isra: 81).
Mendengar Rasulullah mengunjungi Ka'bah, penduduk berkumpul mengelilingi. Menunggu keputusan yang akan dibuat Sang Pembebas yang dulu mereka hina. Namun, pandangan Rasul penuh kewibawaan itu justru sama sekali tak nampak keangkuhan.
Lalu, Baginda Rasulullah SAW bersabda,"Wahai Quraisy, apa pendapat kalian mengenai sikap yang harus aku lakukan pada kalian?”
Mereka menjawab, "Engkau adalah pemimpin dan, putra saudara kami yang mulia. Kami meminta maaf, wahai Nabi Allah. Kami tak pernah memikirkan hal baik tentangmu."
"Aku akan menyampaikan pada kalian, ucapan yang sama dengan Yusuf ucapkan kepada saudara-saudaranya. Hari ini tidak ada teguran; Pulanglah, karena kalian telah bebas."*