Pada 6 Ramadhan (ada yang mengatakan 10 Ramadhan) 8 Hijriah, Rasulullah dan 10 ribu orang sahabat berangkat ke Makkah, termasuk relawan dan bantaun dari suku-suku koalisi Kaum Muslimin.
Tahukah kamu? Faktanya, ini adalah kekuatan Muslim terbesar yang pernah dikumpulkan saat itu. Rasulullah memerintahkan Kaum Muslimin berkemah di Marruz Zahran, jaraknya sepuluh mil di barat laut Makkah.
Rasulullah memerintahkan setiap orang menyalakan api agar membuat orang Makkah nampakbanyak. Strategi jitu itu berguna untuk mengalihkan penglihatan Musyrikin Quraisy bahwa mereka telah dikepung.
Sementara itu, Abu Sufyan bin Harb melakukan perjalanan bolak-balik antara melobi Rasulullah ke Makkah. Dia terus berupaya mencapai penyelesaian untuk menghindari penaklukkan Makkah.
BACA JUGA:KISAH SAHABAT NABI: Mu'adz bin Jabal, Dicintai Rasulullah karena Kecerdasannya
Pada akhirnya, Abu Sufyan menyatakan keislamannya pada Rasulullah meski dalam keadaan kalah dan terpaksa. Namun, ternyata, di kemudian hari Abu Sufyan juga termasuk sebagai pahlawan besar dalam sejarah Islam.
Secara geografis, Makkah berada di Lembah Ibrahim, dikelilingi bukit-bukit berbatu hitam yang ketinggiannya mencapai 1.000 kaki di beberapa tempat. Ada 4 rute masuk lewat celah bukit, yaitu dari barat laut, barat daya, selatan, dan timur laut.
Dengan kecerdasannya, Nabi Muhammad membagi pasukan Muslimin menjadi 4 resimen, yang dipimpin oleh Abu Ubaidah bin Jarrah dan Rasulullah sebagai pemimpin tertinggi semua pasukan.
Resimen Abu Ubaidah bin Jarrah ditugaskan masuk Makah lewat rute utama Madinah, dari barat laut dekat Azakhir. Sedangkan, Zubair bin Awwam memimpin resimen kedua yang masuk dari barat daya, lewat jalan lintas barat Bukit Kudai.
BACA JUGA:Kisah Abu Nawas yang Tengah Mencari Neraka di Sudut Rumah
Resimen yang masuk dari selatan berada dipimpin oleh Ali bin Abi Thalib, dan resimen terakhir dipimpin Khalid bin Walid yang masuk dari timur laut.
Taktik ini memungkinkan setiap resimen maju secara bersamaan dari segala arah menuju Makkah yang akan menyebabkan kebingungan rombongan lawan dan membuyarkan konsentrasi mereka.
Alasan lainnya mengapa taktik ini dipilih adalah; apabila satu atau dua resimen pasukan menghadapi perlawanan keras dan gagal menerobos pintu Makkah, maka pembebasan berlanjut dari sisi lain. Hal ini juga akan mencegah kaburnya bangsa Quraisy.
Nabi Muhammad mengarahkan para sahabat untuk menahan diri dari penggunaan senjata kecuali kalau orang Musyrikin Quraisy sudah menyerang. Kaum Muslimin masuk Makkah pada 20 Ramadhan 8 Hijriah yang berlangsung damai dan tidak berdarah di 3 gerbang.
BACA JUGA:4 Kisah Sahabat Nabi yang Dijamin Masuk Surga, Apa Amalannya?
Namun di resimen Khalid, mereka berhadapan dengan Quraisy yang melakukan perlawanan keras seperti Ikrimah, Shafwan, dan Suhail bin Amr.