Bukan hanya sebagai sarana mendatangkan rejeki, batu Cyclop juga dianggap sebagai perhiasan dengan kekuatan mistis.
Warna-warni indah yang dimilikinya membuatnya sering dijadikan cincin, gelang, dan kalung yang elegan.
Di zaman dahulu, banyak wanita setempat yang mengenakan perhiasan dari batu ini untuk meningkatkan pesona dan daya tarik diri mereka.
Kegunaan lain dari batu Cyclop Papua adalah sebagai media pengobatan alternatif.
BACA JUGA:10 Universitas dengan Jurusan Forensik di Fakultas Kedokteran PTN TOP QS WUR 2024, Ada Kampus Kamu?
Masyarakat setempat percaya bahwa kandungan energi dan ion dalam batu ini dapat membantu proses detoksifikasi tubuh dan menetralkan racun serta zat berbahaya lainnya.
Beberapa penyakit yang diyakini dapat diobati dengan menggunakan batu ini termasuk asma, masalah ginjal, radang, penyakit rematik, hingga stroke.
Selain itu, batu Cyclop juga diyakini memiliki kemampuan untuk menangkal aura negatif dan melawan kesialan.
Energinya dipercaya dapat menjaga keseimbangan spiritual pemiliknya dan membantu mereka menghadapi tantangan hidup dengan lebih tenang dan damai.
BACA JUGA:Wow! Pemain Kesayangan Shin Tae-yong Ini Tembus Kasta Tertinggi Liga Inggris
Dalam budaya setempat, batu ini sering dijadikan azimat atau benda pelindung untuk menghindari bencana dan ketidakberuntungan.
Meskipun klaim tentang manfaat batu Cyclop begitu meyakinkan bagi sebagian masyarakat, perlu diingat bahwa hal ini bersifat spiritual dan mitos, dan tidak didukung oleh bukti ilmiah yang kuat.
Selain itu, batu Cyclop yang langka ini memiliki harga yang sangat mahal di pasaran.
Dalam beberapa tahun terakhir, minat terhadap batu Cyclop telah meningkat pesat, dan kegiatan penambangan yang berlebihan dapat menyebabkan kerusakan ekosistem alami tempat batu ini ditemukan.
BACA JUGA:Batu Akik yang Cocok dengan Hari Kelahiran, Bisa Mempengaruhi Aura, Kewibawaan Hingga Pembawa Rejeki
Dalam mengapresiasi keindahan dan khasiat batu Cyclop, tetaplah bijaksana dalam memahami dan menghormati kepercayaan serta budaya masyarakat setempat. *