JAKARTA, PALPRES.COM - Pasca dilaksanakannya Baiat Aqabah pertama pada tahun 11 kenabian yang diikuti penduduk Yatsrib, Nabi Muhammad SAW mengirim beberapa orang yang dipercaya menjadi duta Islam ke kota itu.
Nabi menugaskan mereka memberi pelajaran tentang Islam kepada masyarakat di sana.
Seperti dikutip Islam.nu.or.id, orang-orang terpilih ini memiliki wawasan agama yang baik, dan menjalankan dakwah Islam sebagaimana yang telah diajarkan Rasulullah.
Salah satu 'diplomat' Islam yang diutus Rasulullah adalah Mush’ab bin Umair al-Abdari.
Namanya tercantum di buku-buku sejarah, karena membuat rasa sejuk dan damai ketika berdakwah, sehingga mampu mengislamkan sejumlah penduduk Yatsrib.
Pada awalnya berdakwah di tempat tersebut dan ia menginap di rumah As’ad bin Zurarah.
As’ad pun bersedia menemani Mush’ab dalam menjalankan tugas mulianya tersebut.
Sekali waktu keduanya mendatangi perkampungan Bani Abdul Asyhal dan Bani Zhafar, untuk mengajak mereka supaya dapat memeluk agama Islam.
BACA JUGA:Pesaing Berat BeAT, Motor Murah Honda Ini Dibanderol Rp15 Jutaan, Bakal Masuk Indonesia?
Sesampainya di sana, As’ad bin Zurarah dan Mush’ab duduk-dusuk di kebun milik Bani Zhafar bersama beberapa orang yang terlebih dahulu menyatakan masuk Islam dan menjadi umat Nabi Muhammad SAW.
Namun kala itu, Sa’d bin Mu’adz dan Usaid bin Khadir yang menjadi pemimpin kaum di Bani Asyhal masih musyrik.
Kedatangan keduanya membuat Usaid marah, sambil membawa tombak dan berniat mengusir mereka.
Usaid dengan amarah yang meluap menegaskan bahwa risalah yang dibawa keduanya adalah sebuah cara pembodohan terhadap orang-orang yang lemah hatinya.
BACA JUGA:Sulit Hadapi MotoGP Inggris 2023, Berikut Fakta yang Dialami Marc Marquez Sejak 2014