Warung nasi pecel ini bernama warung Mbok Yem yang sudah sangat populer di kalangan pendaki Gunung Lawu.
Pecel Mbok Yem beda dari rasa pecel lainnya.
Bukan semata karena berada di puncak Gunung Lawu, tapi juga karena memiliki rasa yang khas.
Pecel yang disajikan warung Mbok Yem ini berisi bihun, sayur toge, kol, telur dadar, dan bumbu pecel yang terasa gurih.
BACA JUGA: 5 Objek Wisata Alam Instagrammable di Jambi, Taman Bunga Warna Warni hingga Negeri di Atas Awan
Harga untuk satu porsi pecel dibanderol dengan harga yang murah dan ramah di kantong, yakni antara Rp15.000-Rp20.000.
Jangan bayangkan rumah makan yang sudah ada di Gunung Lawu sejak tahun 1980-an ini memiliki dekorasi artistik.
Warung makan Mbok Yem hanya berdinding kayu tanpa hiasan atau cat dinding berwarna.
"Selama saya masih kuat untuk bekerja disini, saya akan tetap bekerja," ucap Mbok Yem dalam Bahasa Jawa.
Wanita 60 tahun itu mengaku memang sudah berniat mencari nafkah di Gunung Lawu, meski bukan hal yang mudah untuk tinggal di gunung dengan ketinggian 3.265 mdpl.
Selain menyimpan mitos mistis, gunung ini juga memiliki cuaca yang ekstrem.
Selain angin kencang, pada malam hari suhu udara di puncak bisa mencapai minus 5 derajat.
Jalur Ekstrem
Untuk menempuh warung makan tertinggi ini, diperlukan waktu pendakian sekitar 6 sampai 7 jam via Candhi Cetho, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.
Bukan hal yang mudah untuk mencapai warung Mbok Yem mengingat curamnya lajur pendakian.