Hanya mereka yang punya stamina tinggi yang bisa mencapainya.
Mbok Yem mengaku dirinya tidak sendirian saat berjualan di Gunung Lawu.
Ia dibantu beberapa kerabat dekatnya.
Ketika melayani pendaki yang membeli makanan di warungnya, Mbok Yem dibantu oleh dua orang kerabat yang semuanya lelaki.
"Untuk stok dagangan saya juga dibantu orang lain. Jadi, ada orang yang antar barang ke sini tiga kali dalam seminggu," ungkapnya.
Mbok Yem mengaku hanya sekali dalam setahun turun gunung untuk pulang kampung, tepatnya ketika musim lebaran tiba.
"Yah, sekali setahun aja pulangnya. Waktu lebaran," paparnya, sembari menyiapkan makanan untuk para pendaki.
Dalam sehari, Mbok Yem bisa melayani 200 hingga 300 orang pendaki.
Momen 17 Agustus dan bulan Suro, kata Mbok Yem, adalah masa dimana Gunung Lawu akan dipadati oleh pendaki sehingga warungnya kebanjiran pembeli.
Menariknya, warung Mbok Yem ini memiliki banyak peminat yang rela antri loh!
Segera angkat ranselmu dan menyusuri puncak Gunung Lawu untuk merasakan sensasi nasi pecel di atas awan. *