6. Dalam situasi yang berat itu muslim bekerja sama dengan Yahudi.
Madinah malah sebaliknya karena melakukan tindakan pengkhianatan dengan menyerang dari belakang.
Pernahkah kamu merasakan tekanan yang begitu kuat seperti itu? Peristiwa itu adalah suasana yang penuh ketegangan dan ketakutan, ditambah dengan tantangan yang sangat berat.
Qadarullah, Nabi dan sahabat berhasil tetap kokoh menghadapi segala kesulitan tersebut dengan menerapkan berbagai strategi dari umat Muslim pada saat itu.
BACA JUGA:4 Jurusan Kuliah yang Miliki Gaji Tinggi, Dapat Ditemukan di Kampus TOP QS WUR 2024, Minat?
Tetapi, sering kali ada satu aspek yang terabaikan, yaitu keterbukaan Peradaban Islam.
Saat menghadapi awal pertempuran Khandaq, Salman al-Farisi memberikan saran untuk menggali parit sebagai taktik untuk memperlambat pergerakan musuh.
Parit yang dibuat memiliki ukuran yang besar, dengan panjang 5,5 km, lebar 4,6 m, dan kedalaman 3,3 m.
Nabi memutuskan bahwa setiap kelompok 10 sahabat bertanggung jawab untuk menggali parit sepanjang 40 hasta (setara dengan sekitar 18 meter).
BACA JUGA:4 Jurusan untuk Kamu yang Anti Matematika, Tersedia di Kampus QS WUR 2024, Tertarik?
Apabila Nabi tetap keras kepala dan menolak untuk menerima saran dari kebijakan militer Persia sejak awal, kemungkinan besar umat Islam akan mengalami kekalahan.
Namun, dalam situasi kritis tersebut, Nabi malah membuka diri pada peradaban di luar Islam.
Mari kita renungkan, pada saat itu, komunitas Muslim hanya sedikit, baru berada di Madinah. Mereka masih dalam tahap perkembangan sebagai kelompok umat Muslim dan secara politik memiliki kekuatan yang terbatas.
Mereka sangat rentan terhadap serangan dan sebagian besar anggota masyarakat masih sangat terikat dengan budaya Arab.
BACA JUGA:5 Jurusan Untuk Kamu yang Ingin Berbisnis, Ada di Kampus TOP QS WUR 2024, Minat Masuk?
Pada saat itu, pola pikir yang dominan adalah pola pikir jahiliyah, yang menempatkan kepentingan suku di atas segalanya.