Jika dipikirkan secara rasional, langkah yang paling aman adalah mengikuti kebiasaan dan budaya kaum mereka, yang mana semuanya kental dengan unsur Arab.
Tujuannya adalah untuk mengurangi risiko pengkhianatan ‘orang asing’ seperti Salman al-Farisi.
Tetapi, ketika berkaitan dengan urusan dunia dan rencana seperti ini, Islam sangat menerima pengaruh dari peradaban di luar komunitas Muslim.
BACA JUGA:Masih Langka di Indonesia, 2 Kampus QS WUR 2024 dengan Jurusan Teknik Nuklir, Berapa Baiaya Kuliah?
Masa itu, Kekaisaran Persia adalah peradaban Majusi yang kemudian menjadi ancaman potensial bagi umat Muslim di masa mendatang—sekarang meliputi wilayah Iran dan sekitarnya.
Namun demikian, Nabi meninggalkan pola pikir jahiliyah dan menerima saran strategis dari Salman, yang notabene berasal dari Persia.
Sebenarnya, pertempuran Khandaq merupakan panggung yang sempurna untuk menampilkan keimanan yang luar biasa, ketabahan dalam menghadapi tantangan, persahabatan yang kuat, kepemimpinan yang unggul, serta sebagai contoh keterbukaan Islam dari adanya Keperadaban Islam.*