Hal itu membuat Rasulullah SAW heran, dan kemudian ia bertanya kepada Dihyah, apakah tangisnya itu merupakan tangsi bahagia, karena sudah masuk Islam atau tangis disebabkan sesuatu?
Dihyah pun akhirnya secara terbuka mengatakan, bahwa ia menyimpan dosa yang sangat besar.
Hal ini terkait masa lalu yang dilakukan sebagai pembesar Arab saat itu.
Sebagai pembesar ia juga tidak menghendaki putri-putrinya mempunyai suami, sehingga tidak akan disebut-sebut Fulan ibn Fulan anak menantu Dihyah.
BACA JUGA:Yamaha NMax Dek Rata Auto Pusing, Honda PCX Generasi Terbaru Segera Meluncur
Oleh karena itulah, ia dengan sengaja membunuh semua putrinya yang berjumlah 70 orang dengan tangannya sendiri.
Terkait hal itu Dihyah pun berkata,” Bila aku harus membunuh diriku sendiri, untuk menebus kesalahanku, aku ikhlas melakukannya,” ujarnya sambil menangis.
Jikapun harus melepaskan semua harta untuk bersedekah untuk menebus dosanya tersebut, ia pun bersedia.
Pengakuan Dihyah membuat Nabi Muhammad SAW terkejut.
BACA JUGA:Harganya Mulai Rp20 Jutaan, Yamaha SMax Tampil Lebih Sexy dan Bohay
Beliau pun timbul keraguan keislamanan Dihyah setelah ada pengakuan tersebut.
Kemudian Malaikat Jibril AS turun, sembari berkata:
"Hai Rasulullah, katakanlah firman Allah SWT kepada Dihyah Al-Kalbi, 'Demi keperkasaan-Ku dan kemuliaan-Ku, sesungguhnya ketika engkau mengucapkan, La ilaha illallah Muhammad rasulullah maka sudah Aku ampuni kekufuranmu selama 60 tahun.
Dan telah Aku ampuni pula caci makimu kepada-Ku selama 60 tahun. Maka, bagaimana Aku tidak mengampuni perbuatanmu membunuh anak-anakmu, padahal mereka adalah anak-anakmu sendirI." (Ibn Sa'ad dalam Thabaqat Al Kabir)
BACA JUGA:7 Jenis Durian Paling Terkenal, Anda Pilih Nomor Berapa!
Setelah mendengar hal itu dari Malaikat Jibril, Nabi SAW bersabda: "Tuhanku, Engkau telah mengampuni Dihyah yang sudah membunuh putri-putrinya dengan kalimat syahadatnya yang sekali saja.