Kisah Zubair bin Awwam, Sepupu Rasulullah dengan Utangnya yang Membawa Berkah, Kok Bisa?

Minggu 27-08-2023,02:17 WIB
Reporter : Rida Satriani
Editor : Trisno Rusli

Jadi pada tahun 656 Masehi atau tahun 36 Hijriah, Zubair gugur dalam medan Perang Jamal.

Ketika itu, beliau memustuskan meninggalkan peperangan sebentar untuk melaksanakan shalat.

Namun, dia merasa bahwa sedang diikuti oleh sejumlah pasukan lawan.

Pada saat Zubair shalat, di waktu itulah para lawan diam-diam menikam Zubair ra. sehingga membuatnya mati syahid saat melakukan shalat di tengah peperangan yang dipimpin oleh Thalhah bin Ubaidillah.

BACA JUGA:5 Kota dengan Jumlah Mal Paling Banyak di Indonesia, Pulau Sumatera Bukan Palembang, Tapi Kota Ini

Dalam riwayat Imam Bukhari, kisah meninggalnya Zubair ternyata meninggalkan utang.

Jadi, sebelum meninggal dunia, Zubair berwasiat kepada putranya, Abdullah bin Zubair. Kepada Abdullah, beliau menjelaskan bahwa dirinya memiliki utang senilai 2,2 juta (entah dalam kurs dinar atau dirham).

Jika dirupiahkan, utang itu senilai Rp4 triliun lebih (kurs dinar) dan senilai Rp100 miliar (kurs dirham). Jumlah tersebut bukanlah jumlah yang tidak sedikit.

Orang-orang terdekat pun sempat dibuat bingung, karena mereka mengenal Zubair adalah sosok pebisnis sukses dengan harta kekayaannya.

BACA JUGA:10 Negara dengan CCTV Terbanyak di Dunia, China Jawaranya Capai 540 Juta Kamera

Apalagi mengingat almarhum merupakan sahabat Rasulullah yang sangat shaleh.

Namun, setelah diteliti, utang tersebut merupakan uang titipan dari umat kepada beliau.

Suatu hari, sebelum Zubair meninggal ada seseorang yang menitipkan uang dalam jumlah besar kepada beliau, orang itu percaya bahwa uangnya akan aman jika dititipkan kepada Zubair.

Tak lama kemudian, selang beberapa hari, orang-orang lain pun berdatangan untuk menitipkan uangnya juga, sehingga uang titipan tersebut terkumpul mencapai jumlah yang fantastis.

BACA JUGA:7 Jurusan Kuliah dengan Biaya Termurah di Indonesia, Ada Jurusan Teknik di Kampus QS WUR 2024

Saat itu, Zubair tidak ingin orang-orang hanya menitipkan uang, karena tidak akan bermanfaat, pikirnya.

Kategori :