Belum lagi bila ada pabrik dari sebuah kawasan industri tidak mempunyai penyaring, maka akan menimbulkan polisi.
Pembatasan kegiatan melalui Working From Home (WFH), uji emisi untuk kendaraan bermotor, serta menyiram jalanan dengan air.
Namun, hal ini dianggap berbagai kalangan hanya sebagai reaksi spontan dan kurang memberikan dampak signifikan.
Terkait hal itu, perlu direspon dengan perencanaan jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang, agar terwujudn sustainability atau keberlanjutan pembangunan kota.
BACA JUGA:Bernilai Fantastis dan Diincar Kolektor! Harga Koin Kuno Rp5 Tahun 1970 Sungguh Membagongkan
Berikut 3 solusi untuk mengatasi polusi udara di Jakarta menurut Hadi Sucahyono, Ph.D saat dibincangi palpres.com beberapa waktu lalu:
1. Pengembangan Sistem Pelayanan Transportasi Publik Khususnya di Jakarta
Pengembangan sistem pelayanan transportasi utamanya diperlukan segera perluasan jaringan Mass Rapid Transit (MRT) dan Light Rail Transit (LRT).
Saat ini MRT dan LRT perlu dikembangkan di seluruh wilayah Jakarta.
BACA JUGA:Kisah Julaibib yang Dinantikan Kehadirannya oleh Bidadari Surga
Perluasan jaringan transportasi publik berbasis rel di Jakarta, harus dapat mencakup ke berbagai penjuru pusat kegiatan perekonomian dan sosial kota Jakarta.
2. Diperlukan Transportasi Umum yang Nyaman dan Terkoneksi dengan Moda yang Lain
Semakin meluas jaringan transportasi publik yang tersedia, dan terintegrasi antar moda dengan nyaman, maka akan menarik semakin banyak masyarakat untuk memanfaatkan.
Jika sistem itu masih terbatas dan tidak mempunyai konektifitas terpadu antar moda yang nyaman, maka masyarakat pasti enggan memilih transportasi publik itu, dan akan terus menggunakan transportasi pribadi.
BACA JUGA:Sebaiknya Anda Tahu, ternyata Bunga Kembang Sepatu Bisa Membantu Menurunkan Berat Badan loh!
“Transjakarta juga tersambung dengan jalur sepeda dan disediakan areal yang bebas polusi,” tuturnya.