Itu sebabnya Rasulullah SAW pernah mengatakan,
“Di antara umatku, orang yang paling paham tentang yang diperbolehkan (halal) dan yang dilarang (haram) adalah Muadz bin Jabal.”
Muadz juga memiliki tingkat ketakwaan yang sangat tinggi.
Ketika Rasulullah SAW bertanya padanya tentang hakikat keimanannya, Muadz menjawab,
BACA JUGA:4 Jurusan Sepi Peminat di ITB, Peluang Lulus di Seleksi Ujian Masuk 2024 Nih
“Setiap pagi, saya menganggap bahwa saya tidak akan bertemu dengan sore hari, dan setiap senja, saya bersiap-siap seolah-olah tidak akan melihat fajar berikutnya."
Kecerdasan dan keyakinan kuat Muadz bin Jabal membuat Rasulullah SAW sangat menghargainya.
Kemampuan istimewa Muadz dalam bidang fiqih semakin berkembang karena ditambah dengan sifat rendah hati yang dimilikinya.
Setelah wafatnya Rasulullah SAW, Muadz sering terlibat dalam diskusi-diskusi berharga di majelis-majelis ilmiah.
BACA JUGA:3 Fakta Unik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Kampus Kedokteran Terbaik di Indonesia!
Meskipun Muadz bin Jabal adalah yang termuda dan paling cerdas, beliau merupakan sahabat Nabi Muhammad SAW yang paling tenang dalam bicara.
Muadz bin Jabal hanya berbicara ketika diminta, tetapi pandangannya selalu dihormati sebagai penentu akhir ketika ada perbedaan pendapat tentang suatu hadits di antara anggota majelis.
Sementara itu, dalam buku "Yang Merangkak Ke Surga: Sirah 60 Sahabat Rasulullah SAW" karya Khalid Muhammad Khalid, digambarkan karakter Muadz bin Jabal.
Muadz bin Jabal juga dikenal sebagai seseorang dengan sikap rendah hati dan memiliki perilaku yang sangat baik.
BACA JUGA:Penghasil Saldo DANA Gratis Terbaru, Terbukti Cair Rp100.000 Tiap Hari, Tertarik?
Tidak ada permintaan yang ditolaknya, dan beliau selalu memberikan dengan tulus hati dalam jumlah yang melimpah.