JAKARTA, PALPRES.COM - Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN Bersatu dalam Mempererat Kolaborasi untuk Pertumbuhan Dunia yang Lebih Kuat.
Pada tanggal 25 Agustus 2023, Indonesia menjadi tuan rumah pertemuan ke-10 Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN (ASEAN Finance Ministers and Central Bank Governors Meeting, AFMGM) yang digelar di Jakarta.
Dalam peran Kepemimpinan ASEAN-nya, Indonesia telah berkomitmen untuk menghadapi tantangan global pasca-pandemi Covid-19 dengan merumuskan kebijakan kolektif yang mengatasi sejumlah isu mendesak, sekaligus memperkuat pembangunan ekonomi jangka panjang di kawasan Asia Tenggara.
Pertemuan AFMGM ini menyoroti perkembangan Priority Economic Deliverables (PED) dan memfokuskan diskusi pada berbagai isu krusial, termasuk pemulihan ekonomi dan stabilitas (Pemulihan-Rekonstruksi), pertumbuhan melalui inklusi keuangan digital (Ekonomi Digital), serta peningkatan pendanaan berkelanjutan (Keberlanjutan).
BACA JUGA:Inflasi Terkendali, Bank Indonesia Pertahankan B17DRR Sebesar 5,75 Persen
Di tengah gejolak ketidakpastian global, ekonomi ASEAN terus berkembang pesat, dengan pertumbuhan yang diperkirakan mencapai 4,5%, melebihi rata-rata pertumbuhan ekonomi dunia.
Negara-negara ASEAN juga telah berhasil mengelola tingkat suku bunga dan nilai tukar dengan efektif, mencerminkan daya tahan kawasan ini dalam menghadapi perubahan ekonomi global.
Dalam konteks penting ini, pembahasan utama di AFMGM mencakup upaya untuk mempertahankan momentum strategis di tengah ketegangan geopolitik, tekanan utang, serta perhatian terhadap aspek keberlanjutan.
Oleh karena itu, koordinasi kebijakan makroekonomi dan manajemen risiko menjadi prioritas yang tak terelakkan bagi ASEAN.
Menteri Keuangan Indonesia, Sri Mulyani, menyoroti pentingnya upaya untuk memperkuat bauran kebijakan makroekonomi di seluruh negara ASEAN, dengan menggunakan semua instrumen yang tersedia untuk memastikan stabilitas ekonomi di kawasan ini.
Beliau juga menekankan perlunya koordinasi yang efektif untuk menghadapi berbagai risiko yang mungkin timbul.
Dalam rangka mendukung pertumbuhan berkelanjutan di ASEAN, AFMGM membahas berbagai langkah strategis, termasuk peningkatan pendanaan infrastruktur regional serta perubahan status ASEAN Infrastructure Fund (AIF) menjadi ASEAN Green Fund.
Negara-negara anggota ASEAN telah sepakat untuk selaras dengan ASEAN Taxonomy for Sustainable Finance dalam pembiayaan AIF, meningkatkan efisiensi proses AIF, serta melakukan rekapitalisasi dan optimalisasi permodalan.
BACA JUGA:Bank Indonesia Pertahankan BI7DRR di Level 5,75 Persen