Pihak AHM juga tidak dilibatkan sama sekali dalam penelitian, tapi porsinya hanya sebatas fasilitator baik sebagai penyedia data, penyedia tempat seperti bengkel AHASS.
Pihaknya juga memastikan bahwa dalam kasus ini KNKT dan Kemenhub tidak akan pandang bulu, sebab keselamatan rakyat diatas segalanya.
Ahmad Wildan juga berjanji untuk hasil penelitian akan diumumkan ke publik paling cepat 1-2 bulan setelah dilakukan investigasi.
Menarik untuk dinantikan, apakah kasus rangka eSAF ini akan berpihak kepada masyarakat Indonesia, sehingga dilakukan recall atau sebaliknya. *