PALPRES.COM- Albania merupakan sebuah negara di wilayah Balkan yang menjadi kawasan dengan penduduk muslim paling banyak di Eropa.
Namun demikian kendati penduduknya mayoritas beragama Islam.
Albania pernah secara resmi menyatakan sebagai negara atheis pada tahun 1967 dan melarang praktik keagamaan.
Pada masa itu pemerintah komunis yang dipimpin oleh interhoksa mengambil tindakan drastis untuk menghilangkan keberadaan agama di Albania.
BACA JUGA:Cek NIK Kamu Disini! Ada BLT Rp1.500.000 Bagi 10 Juta Penerima, Cair Senin Ini
Mereka menutup semua tempat ibadah termasuk Gereja Kristen Ortodok dan Katolik, Masjid-masjid dan Zawiyah serta menyita properti milik tempat-tempat ibadah tersebut selama 45 tahun.
Kekuasaan absolutnya pemerintah komunis melakukan penganiayaan besar-besaran terhadap orang-orang yang beriman sehingga selama itu pula penganut agama menghadapi diskriminasi, penahanan, dan penganiayaan oleh aparat keamanan serta pihak yang berwenang.
Banyaknya penganut agama Islam di Albania dimulai pada abad ke-15 tepatnya ketika kekaisaran utsmaniyah yang dipimpin oleh Sultan Mehmed 2 atau populer dengan Muhammad Al-fatih melakukan penaklukan yang signifikan terhadap Albania.
Sultan Muhammad Al-fatih terkenal karena menaklukan Konstantinopel pada tahun 1453 yang membawa akhir kekaisaran Romawi Timur dan memungkinkan perluasan wilayah usmaniyah di wilayah Balkan termasuk Albania.
BACA JUGA:Inilah 5 Negara Dengan Universitas Terbanyak di Dunia, Indonesia di Peringkat Berapa?
Penguasa usmaniyah membawa sistem administrasi hukum dan Agama Islam ke wilayah tersebut.
Mayoritas penduduk Albania merasa diuntungkan dengan kehadiran kekaisaran utsmaniyah.
Kekaisaran utsmaniyah menyediakan perlindungan militer terhadap invasi dan serangan dari luar sehingga membawa stabilitas dan keamanan di wilayah Albania selain mengajak penduduk Albania memeluk Islam.
Sultan Muhammad Al Fatih juga menunjukkan sikap toleransi terhadap non muslim yang tidak beralih agama.