Bambu yang menghalangi pandangan mata ayam membuat ayam tidak dapat melihat benih padi yang terletak di bawah tanah. Ini dilakukan untuk melindungi tanaman padi dari pemakanan ayam.
BACA JUGA:Mengenal Kebiasaan Unik Suku Anak Dalam di Jambi, Suka Berpindah-pindah dan Berburu Hewan Liar
Sama halnya, petani padi sawah juga melakukan tradisi serupa jika banyak padi yang roboh karena angin kencang, yang masyarakat setempat sebut sebagai "padi teghop."
Tradisi "menyuling ayam" dilakukan jika padi sudah mulai berubah warna dari hijau menjadi kuning menjelang panen.
Ayam yang memiliki berat sekitar 8 ons atau lebih yang diberi suling dan ayam kecil biasanya tidak diberi suling.
Meskipun ayam diberi suling, mereka masih bisa makan. Hanya saja, pandangan mereka terbatas karena bambu suling, sehingga sering kali makanan tidak dapat dijangkau dengan baik.
BACA JUGA:4 Suku dengan Biaya Pemakaman Termahal di Indonesia, Nomor 4 Termahal di Dunia
BACA JUGA:Beda Suku Beda Tradisi, Inilah Tradisi Cantik Ala Wanita Suku Mentawai yang Bikin Merinding
Hal ini menjadikan ayam yang disuling cenderung kurus karena asupan makanan yang terbatas.
Tradisi "menyuling ayam" adalah salah satu contoh pelestarian budaya yang menggambarkan hubungan erat masyarakat suku Haji dengan pertanian dan kehidupan agraris mereka.
Ini juga menunjukkan betapa pentingnya upaya pelestarian tradisi-tradisi unik yang menghubungkan manusia dengan alam dan mata pencaharian mereka.
Semoga bermanfaat.
Disclamer: Artikel ini dirangkum dari berbagai sumber yang bertujuan sebagai pelestarian kearifan lokal di Sumatera Selatan.*