Houston terletak di wilayah datar dan rendah di muara delta sungai.
Sebelumnya, kota ini tidak pernah mengalami penurunan tinggi permukaan tanah.
Namun, seperti yang terjadi di Jakarta, masalah utama yang menyebabkan kota ini tenggelam adalah eksploitasi berlebihan terhadap sumber air tanah.
BACA JUGA:Butuh Refleksi? Yuk Cobain 4 Tempat Spa yang Ada di Kota Palembang, Apa Saja?
Sejak tahun 1917, bagian dari kota ini telah tenggelam hampir 3 meter karena hilangnya air tanah.
Ketika air ditarik keluar dari reservoir air bawah tanah, partikel-partikel lumpur halus di dalamnya terkompresi, mengakibatkan penurunan permukaan tanah.
Setelah kerusakan terjadi, tidak ada banyak yang bisa dilakukan, dan lumpur tidak dapat dikembalikan ketika reservoir air bawah tanah terisi kembali.
Jadi, satu-satunya cara untuk memperlambat masalah ini adalah dengan mengurangi eksploitasi air tanah.
BACA JUGA:Punya Kartu KIS PBI? Siap-siap Dapat 2 Bansos Cair Serentak Oktober 2023
Namun, tidak hanya pengambilan air tanah yang berkontribusi pada penurunan permukaan tanah di sekitar Houston.
Ekstraksi minyak juga memperburuk situasi, begitu pula aktivitas patahan di daerah tersebut.
4. Rotterdam, Belanda
Kota pelabuhan Rotterdam di Belanda menghadapi penurunan dan tenggelam yang terjadi sekitar 0,6 inci (1,5 cm) setiap tahunnya.
BACA JUGA:6 Barang Kuno Ini Memiliki Harga Jual Tinggi, Nomor 5 Dibandrol hingga Rp50 Juta
Terdapat sekitar 90 persen dari kota tersebut sudah berada di bawah permukaan laut.
Meskipun Belanda dikenal dengan upayanya untuk melindungi diri dari bahaya banjir laut menggunakan teknologi seperti bendungan, tanggul, pompa, dan tembok laut, upaya ini hanya memberikan solusi sementara.