PALEMBANG, PALPRES.COM – Pakaian Adat Indonesia sangatlah beragam dan variatif dan memiliki makna tersendiri sesuai adat dan budayanya, salah satunya Tudung Lingkup yang sangat unik.
Tudung Lingkup adalah salah satu jenis pakaian khas suku Melayu yang berada di hilir sungai Batanghari yakni Kabupaten Sebrang Kota Jambi, Provinsi Jambi.
Tudung Lingkup hadir sejak masuknya Islam ke tanah Jambi dan juga karena pengaruh dari pedagang islam asal Arab, Turki, dan Cina ratusan tahun lalu.
Dilansir dari berbagai sumber, adanya Tudung Lingkup ini bermula dari larangan bagi perempuan Jambi yang sudah baligh ketika hendak keluar tanpa mengenakan “Kain Duo” yaitu kain yang menutupi wajah dan kepala.
BACA JUGA:Mengenal Kebiasaan Unik Suku Anak Dalam di Jambi, Suka Berpindah-pindah dan Berburu Hewan Liar
Dengan mengenakan Tudung Lingkup, perempuan Jambi berusaha melindugi diri dari niatan buruk orang yang melihatnya.
Maka dari itu perempuan Jambi harus mengenakan Tudung Lingkup jika ingin keluar dari rumahnya.
Tudung Lingkup merupakan kain berbahan katun atau sutra berbentuk persegi panjang yang dikenakan menutupi kepala dan wajah yang hanya menyisakan bagian mata saja, maka dari itu banyak juga masyarakat yang menyebutnya “Bekerobong” atau cadar.
Pakaian penutup aurat ini menjadi simbol kebanggan tersendiri bagi perempuan Jambi yang dikenakan untuk menghadiri berbagai acara akbar seperti pernikahan, acara keagamaan, festival budaya, dll.
BACA JUGA:Penduduknya Jarang Terlihat dan Tidak Punya Tetangga, Ini 5 Daerah Tersepi di Jambi
BACA JUGA:GERAH MINTA AMPUN! Inilah Deretan Kota Terpanas di Provinsi Jambi, Siapa Juaranya?
Semakin majunya zaman, Tudung Lingkup mulai tak terlihat dan ditinggalkan oleh perempuan Jambi yang menjadikannya hanya secarik sejarah masa lalu.
Sebagai upaya pelestarian kearifan lokal ini, pemerintahan provinsi Jambi menggelar Festival Tudung Lingkup di Kabupaten Seberang Kota Jambi setiap tahun.
Festival ini berisikan berbagai kegiatan seperti peragaan busana, pertunjukan budaya, dan pameran.*