JAKARTA, PALPRES.COM - Banyak ilmuwan Islam yang menyumbangkan pemikirannya untuk kemajuan ilmu pengetahuan.
Salah satunya adalah Ibnu Al-Baithar yang mempunyai nama lengkap Abu Muhammad Abdullah bin Ahmad Ad-Din bin Al-Baithar Al-Malaki.
Ia lahir di Málaga tahun 1193 Masehi atau 589 Hijriyah.
Seperti dikutip id.wikipedia.org, Ibnu Al-Baithar pertama kalinya menuntut ilmu di Sevilla, Spanyol.
BACA JUGA:Mobil Keluarga Sejuta Umat Ini Favorit di Indonesia, Teknologinya Terkini, Harganya Pun Bersaing
BACA JUGA:Bansos PKH dan BPNT Alokasi September-Oktober 2023 Sudah Dimulai, Cek Status Anda Sekarang
Kala itu ia mengumpulkan tumbuh-tumbuhan di sekitar kota tersebut bersama beberapa orang gurunya yakni Abu Al-'Abbas An-Nabati, Abdullah bin Shalih, dan Abu Al-Hajjaj.
Kemudian, pada sekitar tahun 617 Hijriyah atau 1221 Masehi Ibnu Al-Baithar melintasi Afrika Utara menuju Asia Kecil, dan Suriah.
Di kota tersebut ia belajar ilmu pengetahuan, terutama terkait tumbuhan dan pengenalannya kepada tabib-tabib terkenal setempat.
Dengan kemampuan terkait ilmu pengetahuan, di masa berikutnya, Ibnu Al-Baithar dijadikan kepala herbalis yang ditunjuk oleh Al-Kamil Muhammad bin Abubakr bin Ayyub Al-Ayyubi di Mesir pada masa Dinasti Ayyubiyah.
BACA JUGA: BLT BPNT dan PKH Cair ke KPM 81 Daerah Ini, Kamu Juga Termasuk?
BACA JUGA:Siapkan KK dan KTP! Kemensos Bagikan 3 BLT Ini Mulai Senin Depan, Jangan Lewatkan Ya
Tidak hanya itu, Ibnu Al-Baithar juga berkelana untuk melakukan eksperimen hingga ke Damaskus.
Ia sangat memahami ilmu herbal, hingga bisa mampu menafsirkan nama-nama tumbuhan dari buku Dioskorides.
Di dunia Barat, nama Ibnu Al-Baithar harum dan kerap disebut sebagai Alpetragius.