Setelah melewati masa sulit akhirnya pada tahun 1863, budak-budak tersebut menjadi pekerja kontrak di perkebunan.
Kemudian pada awal abad ke-19, Belanda yang sedang menjajah Indonesia, mengirimkan ratusan ribu orang Jawa ke Suriname untuk bekerja di perkebunannya.
Imigrasi ini merupakan percobaan di perkebunan Mariënburg milik Perusahaan Dagang Belanda (NHM) dan berlanjut hingga tahun 1939.
Dengan angka yang fantastis mencapai hampir 33 ribu orang Jawa ada di Suriname pada 1890-1939.
Selanjutnya pada tahun 1954, 8.684 orang Jawa kembali ke Indonesia dan sisanya tinggal di Suriname.
BACA JUGA:Beraktivitas Seharian Makin Asyik, Yamaha Gear 125 Motor Matic Termurah 2023, Intip Keunggulannya
BACA JUGA:Bikin Keluarga Bahagia, Mobil Irit BBM Ini Harganya Terjangkau dan Kabinnya Besar
Sensus penduduk setempat menunjukkan bahwa terdapat 57.688 orang Jawa di Suriname pada tahun 1972, dan 71.879 orang pada tahun 2004.
Pada 25 November 1975, akhirnya Suriname merdeka dari penjajahan Belanda, dengan berbentuk negara Republik.
Saat ini, terdapat sekitar 70 ribu warga atau 15% rakyat Suriname adalah keturunan Jawa.
Bahkan beberapa orang penting dari kalangan pejabatnya adalah orang Jawa.
BACA JUGA:Emang Iya Makan Nanas Bisa Bikin Keguguran? Yuk Intip Faktanya Disini!
BACA JUGA:5 Tips Minum Kopi Bagi Penderita Asam Lambung, Nomor 4 Bisa Kamu Tiru!
Eksistensi ini menjadi inisiasi terbentuknya komunitas Indonesia di Suriname.