Sebab semua manusia sama derajatnya di mata Tuhan.
Selain memakai perhiasan, aturan lainnya jika hendak masuk ke hutan keramat ini adalah dilarang mengenakan baju dinas.
Lalu jangan memakai alas kaki jika ada di hutan keramat.
Untuk alasan dilarangnya menggunakan alas kaki ini, tujuannya agar tanaman yang ada di hutan keramat tidak rusak.
Warga setempat sangat menghormati hutan keramat yang bernama Leuweung Gede.
Apabila mereka hendak masuk hutan keramat itu, maka tidak ada seorang pun yang boleh mengenakan alas kaki, perhiasan, pakaian dinas, dan dilarang meludah.
Warga Kampung Kuta juga tidak diperkenankan membuat sumur.
Apabila ada warga setempat yang meninggal, maka ia harus dikubur di desa lain.
Masih banyak sederet pantangan lain di Kampung Kuta.
Tak heran jika kawasan tersebut dijuluki sebagai "kampung 1000 pamali".
Tidak ada warga yang berani melanggar larangan itu karena takut terkena bencana.
Meski demikian, warga kampung Kuta tetap terbuka dengan perkembangan zaman.
Mereka sudah sadar akan pentingnya pendidikan, bahkan ada yang sampai menjadi sarjana. *