Kebanyakan adalah pemain belakang.
Mereka adalah Elkan Baggot, Jordi Amat, Sandy Walsh, dan Shayne Pattynama.
Lalu ada beberapa nama baru yang akan segera dinaturalisasi, seperti Jay Idzes, Nathan Tjoe Aon, dan terakhir konon Kevin Diks.
Mereka ini pun pemain bertahan.
BACA JUGA:Pelatih Irak Mode Serius Jelang Lawan Timnas Indonesia, Tinggalkan Kebiasan Eksperimen
Mengapa yang dinaturalisasi lebih banyak pemain belakang dan bukannya pemain depan?
Timnas Indonesia sudah sejak lama memiliki kelemahan di sektor belakang.
Para pemain bertahan Skuad Garuda banyak yang bertubuh pendek, sehingga kalah dalam hal duel udara dengan penyerang lawan.
Di sinilah sisi lemahnya.
Seringkali gawang Indonesia bobol lewat skema bola-bola mati.
Entah itu tendangan bebas dan sepak pojok.
Kelemahan itu kini sudah tertutupi dengan adanya pemain belakang berpostur tinggi kekar di skuad Timnas Indonesia.
Banyaknya pemain bertahan yang dinaturalisasi ini juga merupakan langkah Shin Tae-yong agar Indonesia mampu lebih bersaing di kancah Asia atau bahkan yang lebih tinggi, Piala Dunia.
Contohnya dalam waktu dekat, Timnas Indonesia akan melakoni ajang Kualifikasi Piala Dunia 2026 dan Piala Asia 2023.
Dalam ajang tersebut, Indonesia akan berhadapan dengan tim kuat sekelas Irak dan Jepang.