PALPRES.COM - Proyek Bendungan Keureuto menjadi salah satu proyek besar yang sedang digarap pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Bendungan ini sebelumnya telah diproyeksikan sejak tahun 2015 yang lalu, tapi mengalami kendala dalam pengerjaannya.
Kendala yang dihadapi saat itu adalah pada tahap pembebasan lahan di daerah Kabupaten Aceh Utara.
Proyek Bendungan Keureuto ini masuk dalam proyek strategis nasional (PSN) yang diharapkan keberadaannya.
BACA JUGA:Orangtua Wajib Tahu! Ini 6 Cara Ampuh Mengatasi Kecanduan Gadget pada Anak, Ajak Aktivitas Lain
Bendungan Keureuto akan bisa menampung air dari Sungai Krueng, yang menjadi penyebab utama terjadinya banjir pada daerah Kota Lhoksukon dan sekitarnya.
Bendungan ini nantinya juga akan memiliki kapasitas tampung sebesar 215,94 juta m3, serta tampungan khusus banjir sekitar 30,39 m3 atau 501,49 m3/detik.
Proyek ini juga banyak mempunyai fungsi lain seperti menyediakan air baku, air irigasi hingga menjad pembangkit listrik dan sangat dinanti oleh masyarakat.
Namun sayangnya, pantauan di lapangan oleh Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Aceh pada September lalu, progresnya masih berjalan lamban.
BACA JUGA:Jangan Langsung Buang, Ini 6 Khasiat Air Rebusan Jagung, Bisa Turunkan Berat Badan!
BACA JUGA:Ini 5 Poin Penting Dalam Pembahasan Evaluasi Raperda APBD 2024 Lubuklinggau, yuk Simak
Proyek yang dimulai tahun 2015 menggunakan anggaran dana APBN senilai Rp2,68 triliun.
Ditargetkan rampung pada akhir 2023, namun sepertinya tidak menunjukkan kesesuaian fakta di lapangan.
Hal ini disampaikan Tantawi dalam sebuah diskusi yang digelar Lembaga Aceh Resource and Development di Moorden Coffe Pango pada 26 September 2023 lalu.