BACA JUGA:7 Tempat Wisata Paling Hits di Jambi, Favorit para Wisatawan
Candi Muaro Jambi dikenal sebagai Candi terluas di Asia Tenggara dengan luas mencapai 3.981 hektar hampir 8 kali lebih luas dari Candi Borobudur.
Candi Muaro Jambi diyakini merupakan peninggalan dari kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Melayu.
Kompleks percandian ini juga pernah menjadi pusat pengajaran agama Buddha di dunia.
Selain itu Candi Muaro Jambi memiliki keterkaitan dengan nalanda yakni pusat pendidikan Buddha Mahayana tertua di dunia.
Suku anak dalam, mereka mayoritas hidup di provinsi Jambi dengan perkiraan jumlah populasi sekitar 200.000 orang.
BACA JUGA:Ini 5 Destinasi Wisata Hits di Kerinci Jambi, Ada Danau Hidden Gem Juga Lho
Di Jambi Suku Anak Dalam hidup di tiga wilayah ekologis yang berbeda yaitu Taman Nasional Bukit 30 Taman Nasional Bukit 12 dan Wilayah selatan Provinsi Jambi Sepanjang Jalan Lintas Sumatera.
Hidup secara nomaden dan mendasarkan hidupnya pada berburu serta meramu hasil dari alam.
Suku Anak Dalam sering disebut suku Kubu karena mereka sering menyebut dirinya sebagai orang Rimba yang tinggal dalam hutan Taman Nasional Bukit 12 dan taman nasional Bukit 30 di Kabupaten Bungotebo, Sarolangun dan Batang hari.
Menurut tradisi lisan tersebut nenek moyang suku ini berasal dari Malau sesat mereka melakukan pelarian ke hutan rimba di air hitam Taman Nasional bukit.
Orang Malau sesat yang lari tersebut kemudian disebut moyang segayo.
Meski begitu ada juga yang berpendapat bahwa orang anak berasal dari pagar ruyung yang mengungsi ke Jambi.
Pendapat ini diperkuat dengan kesamaan bahasa dan tradisi antara Suku Anak Dalam dengan Minangkabau.
Contohnya sistem kekerabatan matrilineal yang ternyata juga digunakan oleh suku ini.