Batu Pirus menyerap logam mineral, air, udara, minyak dan wangi-wangian, dikarenakan batu ini berharga makanya banyak dipalsukan.
Batu Pirus pada umumnya berwarna hijau kebiruan atau tosca, ada juga yang didominasi warna hijau, biru, merah, putih, coklat, kuning hitam dan panca warna.
Kekerasan batu pirus berkisar antara 5 sampai 6 mohs, terkadang bisa mencapai 7 mohs, kemudian sebagian batu pirus ada yang translusen atau tembus sinar karena tercampur dengan mineral kuarsa.
Sedangkan Sejarah singkat batu pirus atau turquoise diambil dari bahasa Persia yaitu Perros artinya kemenangan.
BACA JUGA:6 Tempat Wisata Paling Populer di Ciwidey yang Cocok untuk Melepas Penat Tanpa Bikin Kantong Bolong
Batu pirus sudah digunakan semenjak 7.000 tahun lalu oleh bangsa Mesir kuno dan suku Maya dan Inca di Amerika Latin.
Batu Pirus menjadi batu kenegaraan bangsa Persia saat ini, di Iran orang Persia meyakini batu Pirus merupakan batu dari surga.
Batu Pirus juga digunakan oleh para biksu di Tibet hingga sekarang dan pada abad ke-12 masehi digunakan oleh Sultan Sulaiman Agung di Kesultanan Turki Otoman.
Orang Israel meyakini batu ini adalah batu yang digunakan oleh Nabi Sulaiman atau King Solomon.
BACA JUGA:JANGAN Pelihara Perkutut Jenis Ini, Konon Bisa Bikin Sial dan Jauh dari Rezeki
Sedangkan di Indonesia batu Pirus menjadi idola di dalam kerajaan suku Bugis Makassar, Jawa dan Melayu.
Hal ini dikarenakan tuah dan keindahannya batu pirus telah menjadi batu legenda yang memiliki sejarah yang sangat panjang.
Mitos dan khasiatnya batu terus digunakan sekitar 7.000 tahun, hal ini terbukti dengan ditemukannya Pirus sebagai alat solekan di Mesir purba dan menjadikannya celak mata.
Para ahli menemukan bahwa disebut Inca kuno dan Mesir menggunakan batu pirus sebagai perhiasan untuk menghias mayat golongan bangsawan sebelum dimakamkan.
BACA JUGA:Rekomendasi 3 Tempat Wisata Hits di Bangka Belitung, Cocok untuk Honeymoon!
Tidak heran bila banyak makan bangsawan Inca kuno dibongkar makamnya untuk mendapatkan harta berupa batu ini.