Tapi untuk menghibur masyarakat saat ini muncul juga rilisan lagu dari Sri Sultan Hamengkubuono, petunjuk yang diilhami dari suara anggungan perkutut.
Nama lagu tersebut adalah monggang di zaman Sri Sultan Hamengkubuono 8 pada tahun-tahun 1921 sampai tahun 1971.
Tradisi Lombok tertutup masih dilestarikan namun pesertanya masih dari kalangan bangsawan atau orang kaya seperti pedagang kaya raya, dokter raja dan lain-lain.
Yang masih terhubung dengan Sri Sultan Hamengkubuwono ke 8.
Tapi kali ini beritanya cukup menyedihkan karena ada hubungan dengan Putra Raja Bali yang dibunuh perkutut penjelmaan.
Putra Raja Bali di masa kekuasaan Sri Sultan Hamengkubuono 8 ada kabar berita yang menghebohkan mungkin kalau zaman sekarang bisa disebut viral.
Jadi saat itu seorang Putra Raja Bali meninggal dunia dugaan sementara sang raja Putra dibunuh oleh musuh raja yang memiliki dendam khusus.
Lokasinya di desa Tutul di Belambangan Banyuwangi dan sudah ditemukan jasadnya.
Sayang sang raja Bali tadi tidak mengetahui siapa yang membunuhnya.
Putranya setelah pemakaman selang dua hari raja Bali dihampiri oleh seekor burung perkutut berjambul dan bentuknya sangat berbeda dengan perkutut yang sering ditemuinya.
Raja Bali kaget karena perilaku burung ini berbeda dari burung biasa.
Ia seperti ingin menunjukkan sesuatu, Raja lalu mengikuti burung tersebut dan menemukan sebuah keris milik putranya.
Nah dari situ terbongkar siapa pelaku pembunuhan putranya.