Gus Baha juga mengingatkan kita pada dawuh ulama tasawuf yang sepakat tentang berpikir positif dan konsep mencintai diri sendiri.
BACA JUGA:7 Fakta Unik dan Menarik Bangka Belitung, Tak Hanya Terkenal Karena Timah dan Pantainya, Nomor 4 Wow
"Nafsuka mathiyatuka farfuq biha, bagaimanapun dirimu sudah terlanjur menjadi kendaraanmu menuju Tuhan," timpalnya.
Apabila diri kita telah terlanjur menuju Tuhan, maka tidak ada pilihan lain bahwa kita harus mengasihinya.
Artinya, semua yang ada pada diri kita merupakan alat ibadah.
Misalnya mata digunakan untuk melihat orang alim dan berfirman, artinya sama dengan beribadah sekian tahun.
Mulut juga digunakan untuk makan, sehingga dengan makan maka kita bisa kuat beribadah, sholat dan wiritan.
Kesimpulannya, semua yang ada dalam diri manusia adalah sebuah sarana sehingga jangan sekali-kali seorang manusia tidak sayang pada dirinya sendiri.
Dari apa yang dikatakan ulama asal Rembang ini, kita bisa mulai belajar mencintai diri sendiri, membangun penghargaan dan kasih sayang terhadap diri sendiri.
Tentunya hal ini memiliki makna yang luas, mencakup menerima diri sendiri apa adanya, merawat kesehatan fisik dan mental serta memberikan diri sendiri kesempatan untuk tumbuh dan berkembang.
Mencintai diri sendiri juga berarti menghormati batas-batas pribadi.