Lalu balau merah (shorea belangeran), gaharu (aquilaria malaccensis), karai (horea ovalis) dan masih banyak lagi.
Tak hanya kaya akan jenis flora, di Bukit Peramun ini juga terdapat beberapa satwa yang langka.
Sebut saja seperti mentilin (Cephalopachus bancanus bancanus), yang merupakan satwa identitas Provinsi Bangka Belitung.
Selain itu, jika beruntung, kamu akan menjumpai langsung dan melihat Tarsius.
Satwa endemik Pulau Sulawesi dengan ukuran yang mini dan dinobatkan sebagai primata terkecil di dunia.
Populasi Tarsius yang hidup liar di Bukit Peramun ini tidak banyak, hanya tersisa sekitar 80 ekor saja.
Nah, untuk menjaga kelestariannya, pengelola bukit ini membatasi jumlah kunjungan agar tidak mengganggu populasi Tarsius tersebut.
Semua kekayaan akan flora dan fauna di bukit ini dilestarikan oleh warga sekitar sejak lama.
Keasrian dan kesuburan Bukit Peramun dirawat masyarakat yang bekerja secara swadaya dan menemani wisatawan yang datang untuk berkunjung.
Disamping mengenali flora dan fauna di bukit ini, di pucak Bukit Peramun kamu dapat menikmati keindahan alamnya bak permadani hijau yang terbentang.
Tentunya, pemandangan yang asri ini akan memanjakan mata kamu dan menenangkan pikiran.
Udara sejuknya akan bisa kamu rasakan dan tubuhmu akan kembali segar.
Untuk bisa menikmati kecanggihan teknologi dan melihat kekayaan sumber flora serta fauna di bukit ini. kamu tidak perlu merogoh kocek yang dalam.