Data dari Pemerintah Desa menunjukkan 15,05% dari penduduk Desa Leme-leme adalah penduduk miskin.
BACA JUGA:Binaan Pertamina EP Cepu Panen Raya Padi Organik, Sosok Nomor 1 di Blora Hadir Langsung
Mereka memenuhi kebutuhan hidupnya melalui kegiatan pertanian dengan sistem ladang berpindah, illegal logging, merambah hutan, dan berburu satwa baik untuk kebutuhan komersil maupun konsumsi pribadi.
Degradasi hutan secara terus menerus memperlebar kesenjangan sosial karena banyak masyarakat yang bergantung pada ekosistem di dalamnya.
Deforestasi ilegal telah mengakibatkan kondisi lahan sangat kritis.
Data di Kabupaten Banggai Kepulauan menunjukkan kondisi lahan sangat kritis di wilayah hutan sebesar 144, 86 Ha, dan lahan kritis sebesar 28.026,87 Ha.
BACA JUGA:PT Pertamina EP Kerjasama Dengan Borneo Orangutan Survival Foundation, Ini Tujuannya
BACA JUGA:Dari 5 Sumur di Muba, Pertamina EP Field Ramba Sumbang Produksi Minyak 971 BOEPD
Selain itu, kegiatan tersebut juga telah mengancam satwa endemik Pulau Peling yakni Tarsius dan Gagak Banggai.
Program ini mengintegrasikan 3 pendekatan diantaranya ecological approach, socio-economic approach, dan socio-cultural approach.
Pendekatan ekologi atau ecological approach menjadi langkah awal Perusahaan dan masyarakat untuk memperbaiki ekosistem dan rantai makanan satwa endemic yang ada di Kokolomboi.
Untuk menjaga keberlanjutan program, kondisi ekonomi masyarakat juga perlu ditingkatkan melalui cara-cara yang ramah lingkungan dan linier dengan tujuan dari pelaksanaan program.
BACA JUGA:Dukung Keselamatan Operasi Migas, Pertamina EP Bunyu Field Gelar Latihan Tanggap Darurat Bersama
BACA JUGA:Pertamina EP Lirik Field Tutup Rangkaian Acara HUT ke-18 Pertamina EP dengan Aksi Donor Darah
Perusahaan bersama dengan para pemangku kepentingan yang lain kemudian menciptakan inovasi budidaya lebah madu batu dan dahan yang ramah lingkungan melalui inovasi rumah lebah batang palem.