Puasa di masa Nabi Nuh dilaksanakan sebagai rasa syukur kepada Allah SW, atas keselamatan dirinya dan kaumnya dari badai dan banjir.
BACA JUGA:Pemkot Lubuklinggau dan Forkopimda Urun Rembuk Bahas Isu Strategis Serta Penanganan Bencana
BACA JUGA:Rekomendasi 8 Aplikasi Terbaik Belajar Bahasa Korea, Tersedia di Play Store dan Bisa Offline Lho
Kemudian, di zaman Nabi Muhammad SAW, dimana ketika datang ke Madinah pada masa hijrah, beliau melihat orang-orang Yahudi ternyata berpuasa pada tanggal 10 Muharram.
Penasaran dengan hal itu, Nabi Muhammad SAW lantas menanyakan kepada salah satu dari mereka mengenai alasan mereka berpuasa.
Lantas orang Yahudi itu mengatakan, bahwa mereka berpuasa sebagai bentuk syukur karena Allah SWT telah menyelamatkan Nabi Musa AS dan juga kaumnya dari serangan Fir’aun.
Nabi Musa AS kemudian berpuasa pada hari 10 Muharram sebagai bentuk syukur kepada Allah SAW.
BACA JUGA:Mangkrak 4 Tahun, Proyek Jembatan di Jawa Barat Habiskan Dana Rp51 Miliar, Progresnya?
BACA JUGA:Pemkot Lubuklinggau Gelar UKK JPT Pratama Disdukcapil, yuk Lihat Ulasannya
Selanjutnya, Nabi Muhammad SAW menyampaikan peristiwa itu kepada umatnya dan memerintahkan umat Islam untuk berpuasa pada tanggal 10 Muharram.
Pada saat itu, siapapun yang berniat untuk berpuasa dapat melakukannya.
Bila berniat membatalkan puasanya diperbolehkan, dan hanya perlu menggantinya dengan memberi makan orang-orang miskin.
Akan tetapi, Allah SWT menyuruh seluruh umat yang punya badan yang sehat dan tidak dalam perjalanan, diminta untuk berpuasa dan tidak boleh makan dan minum, hingga matahari terbenam.
BACA JUGA:Amalkan 2 Surah Dahsyat Ini, Dijamin Bisa Menghapus Kegundahan dan Kesulitanmu
BACA JUGA:Penerima PKH dan BPNT Dapat Modal Usaha Rp6.000.000 Tahun Ini, Simak Cara Pengajuannya!
Namun untuk orang yang tua, Allah SWT memberikan keringanan untuk berbuka, tapi syaratnya harus tetap memberikan makanan untuk orang miskin.