China kepincut pada proyek kereta cepat Jakarta-Bandung, dan berupaya menyalip Jepang memenangkan kontrak tersebut.
Bahkan, China menawarkan keunggulan dari Jepang dari dimensi pembangunan, kecepatan, hingga pembiayaan.
Pada awal 2015, Indonesia mengundang China untuk memasukkan proposal alternative.
BACA JUGA:Selamatkan 3.000 Warga Terisolir, Proyek Jembatan di Sumatera Selatan Ini Mangkrak 5 Tahun, Mengapa?
BACA JUGA:Panjangnya 1.700 Meter, Proyek Jembatan di Sulawesi Utara Ini Butuh Dana Triliunan, Sanggup?
China mengusulkan biaya yang lebih rendah, dan pembiayaan dijamin oleh China Development Bank (CDB) dengan bunga 2% dan waktu pembangunan lebih cepat.
Hasil dari itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) membatalkan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung karena bisa membuat utang pemerintah membengkak.
Akhirnya Jepang pun langsung merespons dengan menawarkan pengurangan 50% yang harus dijamin oleh negara.
Akan tetapi, China juga tidak mau kalah.
BACA JUGA:Anggarannya Rp50 Miliar, Inilah Proyek Asrama Haji di Jawa Barat, Malah Mangkrak?
BACA JUGA:9 Proyek Tol Ini Dulunya Mandek, Ternyata Juga Ada di Sumatera Selatan
Negeri Tirai Bambu menawarkan penghapusan seluruh syarat jaminan negara.
Akhirnya, pemerintah memutuskan untuk memilih China, dan akan menggarap proyek tersebut.
Megaproyek kereta cepat Jakarta – Bandung tersebut sudah selesai, dan diresmikan oleh Presiden Jokowi.
Kereta cepat yang diberi nama Whoosh, singkatan dari Waktu Hemat, Operasi Optimal, Sistem Hebat, mulai beroperasi 2 Oktober 2023.
BACA JUGA:Proyek Jalan Tol 130,6 Kilometer di Pulau Sumatera Sudah Rampung, Ini 2 Provinsi yang Akan Terhubung