Keyakinan tersbut tentunya didasari adanya pencapaian investasi sektor migas yang berhasil tembus US$ 15,6 miliar, mengungguli lini minerba, EBTKE dan listrik.
Dengan banyaknya investasi yang masuk, kucuran penerimaan negara dalam bentuk PNBP khusus lini migas melesat hingga Rp117 triliun.
Terlebih, sejak pemulihan ekonomi dari Pandemi Covid-19, proyek pipa transmisi gas Cirebon - Semarang ini kembali digulirkan.
Groundbreaking Proyek CISEM inipun akhirnya digelar pada tahun 2020 dan menelan biaya investasi Rp1,13 triliun.
Kontruksi proyek ini juga mulai masif direalisasikan PT Rekayasa Industri (Rekind) pada tahun 2022 hingga membentangkan pipa sepanjang 60 kilometer.
Tahap 1 proyek ini pun akhirnya selesa tahun 2023 atau Ready for Gas In yang disematkan oleh Kementerian ESDM.
Sebagai informasi, rute pipa gas transmisi tahap 1 dirancang membentang pada ruas Semarang - Batang.
Sedangkan pembangunan Proyek Cisem tahap 2 dilanjutkan kembali sepanjang 260 kilometer dengan ruas Batang - Kandang Haur Timur.
BACA JUGA:Dianggarkan Dana Rp395 Miliar, Proyek Terowongan di Kalimantan Timur Harus Dihentikan, Mengapa?
Berhasilnya pembangunan tahap 1 memberikan pasokan gas yang aman bagi penduduk rumah tangga di sepanjang rute pipa gasnya.
Bukan itu saja, kawasan industri di Jawa Tengah juga semakin menggeliat ekonominya dari tahun ke tahun turut memantik produktivitasnya.
Diketahui, biaya kelanjutan proyek pipanisasi Cirebon - Semarang tahap 2 menelan anggaran Rp3,3 triliun.
Ongkos pengerjaan itu lebih pantastis dari Proyek CISEM 1 karena panjangnya 4 kali lipat.
BACA JUGA:Dapatkan Perintah Ibadah Spesial Ini, Nabi Muhammad SAW Lakukan Perjalanan Naik ke Langit ke-7