Tercatat pada Trimester III Tahun 2023, telah terjadi 695 kejadian bencana di Sumatera Selatan.
BACA JUGA:Seleksi Komisi Informasi Provinsi Sumsel 2024, Tim Seleksi Mantapkan Persiapan Pelaksanaan
Frekuensi bencana paling banyak terjadi adalah Karhutla, yakni 673 kejadian.
Sejak bulan November 2023 sebaran hotspot dan asap akibat Karhutla berangsur menipis bahkan membaik, salah satunya didukung oleh kegiatan Teknologi Modifikasi Cuaca/Hujan Buatan.
"Pada awal tahun 2024 ini, bencana banjir pada beberapa daerah di Sumatera Selatan seperti di Kabupaten Musi Rawas Utara, Musi Banyuasin, Muara Enim, Musi Rawas, Prabumulih, Penukal Abab Lematang Ilir, Banyuasin,
Ogan Ilir, Lahat, dan Kota Pagar Alam perlu memperoleh perhatian kita bersama agar dapat ditanggulangi dengan cepat dan tepat"ujar Fatoni.
Sedangkan dari sisi pengendalian inflasi, Pemprov Sumsel telah melakukan Gerakan Penanganan Inflasi Serentak Se-Sumatera Selatan (GPISS), Operasi Pasar Murah dengan Gerakan Pasar.
Murah Serentak Se-Sumatera Selatan (GPMSS) digelar pada hari Senin, Selasa dan Kamis, dan Gerakan Pangan Murah
dengan melibatkan semua unsur Forkopimda, BUMD/BUMD, Perusahaan.
Fatoni juga menjelaskan upaya Pemprov Sumsel dalam menanggulangi stunting dimana Prevalensi Stunting Sumatera Selatan tahun 2022 sebesar 18,6%, menurun dibandingkan tahun 2021 sebesar 24,8%, dan menunjukkan penurunan terbesar di Indonesia, yaitu sebesar 6,2%.
BACA JUGA:Langkah Nyata Pj Gubernur Sumsel Bersama BPJS Ketenagakerjaan, Inisiasi GPPRSS
BACA JUGA:Safari Ramadan, Pj Gubernur Fatoni Salat Tarawih di Masjid Al- Askariyah Sukarami
"Kemiskinan Ekstrem Sumatera Selatan Maret 2023 mencapai 1,29%, menurun dibandingkan Maret 2022 sebesar 3,19% dan menjadi penurunan tercepat di Pulau Sumatera.