Begitu juga dalam upacara adat sedekah bedusun, Ngicau Juadah dilakukan 3 hari sebelum acara tersebut berlangsung.
BACA JUGA:7 Tempat Wisata Budaya di Sumba yang Wajib Dikunjungi, Banyak Rumah Adat dengan View Alam Luar Biasa
Tradisi Ngicau Juadah juga menjadi momen yang dinanti-nanti oleh generasi muda.
Karena dari tradisi Ngicau Juadah ini, mereka dapat belajar tentang nilai-nilai kebersamaan dan gotong royong dari tradisi ini.
Tentunya ini sangat berharga bagi perkembangan mereka sebagai generasi penerus bangsa.
Selain sebagai ajang silaturahmi, Ngicau Juadah juga menjadi wadah untuk memperkenalkan budaya lokal kepada generasi mendatang.
BACA JUGA:10 Objek Wisata Sejarah Terbaik di Yogyakarta, Ada yang Disahkan UNESCO Sebagai Warisan Budaya Dunia
Dengan melibatkan mereka dalam persiapan dan pelaksanaan tradisi ini, nilai-nilai kearifan lokal terus diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Melalui Tradisi Ngicau Juadah, masyarakat Kota Prabumulih tidak hanya menjaga kearifan lokal, tetapi juga mengukuhkan kedekatan dan kekompakan sebagai sebuah komunitas.
Setiap sajian dodol menjadi simbol kehangatan dan kebersamaan yang terus diperjuangkan dan dilestarikan oleh warga setempat.
Tradisi ini tidak hanya menjadi bagian dari masa lalu, tetapi juga menjadi cahaya yang menerangi masa depan yang penuh harapan bagi Kota Prabumulih.
Semoga informasi ini bermanfaat.