Mengenal 5 Tradisi Adat di Sumatera Selatan yang Mulai Terlupakan, Generasi Z Wajib Tahu!

Sabtu 30-03-2024,20:36 WIB
Reporter : Citra Utama
Editor : Iqbal DJ
Mengenal 5 Tradisi Adat di Sumatera Selatan yang Mulai Terlupakan, Generasi Z Wajib Tahu!

Sedekah Serabi diyakini sudah ada sejak zaman nenek moyang Suku Lintang, jauh sebelum agama Islam berkembang dan menjadi agama mayoritas di Kabupaten Empat Lawang.

 

3. Bebehas

Tradisi ini berkembang di masyarakat pedesaan Kabupaten Muara Enim. 

Tradisi Bebehas dahulu dilakukan manakala suatu keluarga akan mengadakan hajat, seperti ingin menikahkan putra putrinya atau yang biasa disebut dengan ngantenkan.

Tradisi Bebehas hanya dilakukan oleh para ibu dan remaja putri. 

Kegiatan tersebut dilakukan dengan cara bergotong-royong.

Secara umum, tradisi Bebehas dibagi menjadi beberapa tahap.

Tahap awal dilakukan dengan mulai memisahkan padi pada tangkainya atau yang masyarakat Muara Enim menyebutnya dengan mengirik. 

Setelah padi dipisahkan dari tangkainya, biji padi tersebut kemudian dijemur, tahap ini dinamakan dengan mengisal.

Padi yang sudah dijemur kemudian ditumbuk dengan lesung. 

Proses ini untuk memisahkan bulir padi dengan kulitnya.

Setelah bulir padi terkelupas, barulah dilakukan tahap menampikan biji padi ke dalam alat yang terbuat dari balok kayu yang oleh masyarakat Muara Enim disebut isaram.


Tahapan terakhir dari tradisi Bebehas adalah membawa hasil panen padi ke tempat tuan rumah yang akan mengadakan hajat. 

Sebagai ungkapan terima kasih, si empunya hajat akan memberikan oleh-oleh berupa bakul yang berisi berbagai bahan makanan, seperti gula, kopi, dan minyak goreng.

Berbagai tahapan dalam tradisi Bebehas tersebut dilakukan secara bergotong-royong, dan dilaksanakan tentu dengan suasana suka cita dan ikhlas.

Kategori :