Tidak hanya itu, jumlah kotoran berkurang dari biasanya, kadang juga diare sehingga pemeriksaan kesehatan harus rutin dan segera dilakukan," ujar Wahyu.
Bahkan jika gejala berlanjut, harus juga dengan cek laboratorium darah, feses, dan urin.
Kerjasama dengan mahout, terang dia sangat penting untuk mengetahui riwayat kesehatan gajah.
“Pastinya, kami akan bertanya ke mahout, apa yang dimakan gajah asuhannya beberapa hari terakhir.
BACA JUGA:Pemprov Sumsel Bersama BNN Sumsel Bakal Launching Desa Bersinar dalam Penanganan Narkotika
Bagaimana nafsu makan minumnya, tingkah laku, kondisi feses dan urin serta catatan medis lain pendukung untuk memastikan riwayat keseharian,” urai pria lulusan Pendidikan Dokter Hewan Universitas Udayana Bali itu.
Selain itu, kesehatan seekor gajah tidak semata tergantung pada gajahnya saja, melainkan juga pada lingkungannya.
Semakin berkurang (atau mengecil) habitatnya, nutrisi yang tersedia akan semakin sedikit.
Alhasil, gajah harus disuplai dengan suplemen buatan manusia.
BACA JUGA:Ini Rangkaian Rencana Perjalanan Haji 2024 Terbaru! dari Kementerian Agama Cek Jadwal Lengkapnya
Hewan Cerdas, Manja dan Jahil
Menurut Wahyu, banyak kesan cerita saat merawat gajah, yang sehat, sakit, gajah hamil maupun merawat anak gajah.
"Ketika sakit, sifat manjanya keluar.
Bahkan, pawangnya (mahout) harus menunggu dan bila tidak dituruti, dia gelisah," tuturnya.
BACA JUGA:Fasilitas Lengkap! Rekomendasi 5 Tempat Olahraga di Palembang yang Wajib Kamu Kunjungi
Merawat hewan tidak cukup dengan pengetahuan medis saja perlu naluri dan kesungguhan.