Asing Kuasai Smelter Nikel Rp37 Triliun di Sulawesi Tengah, Ini Dampaknya Bagi Daerah Sekitar

Rabu 15-05-2024,11:03 WIB
Reporter : Mujianto
Editor : Sulis Utomo

Tapi, benarkah smelter nikel di Morowali akan berdampak negatif buntuk penambangan secara besar-besaran?

PT BNSI yang merupakan kongsi PT Vale Indonesia Tbk dengan 51 persen kepemilikan serta Tisco dan Xin Hai 49 persen, sepakat mengubah pengendali perusahaan.

Melalui pengumuman resmi, BNSI menyampaikan rencana meningkatkan modal dasar baik saham Serie A dan B.

Saham smelter nikel di Morowali bakal diambil oleh satu pihak.

BACA JUGA:Cari Sosok Pemimpin Muba 2024, HMI Serasan Sekate Gelar Seminar Pilkada Damai, Ini Tanggalnya

"Sejumlah saham Serie akan diambil bagian secara penuh oleh asing (Taixin Singapore) Pte.Ltd," tulisnya dalam keterangan resmi.

Perkembangan industry tambang nikel ini meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa parameter kondisi sosial, diantaranya IPM, nilai, tingkat kemiskinan dan pengeluaran per kapita.

Jika dilihat dari angka IPM Kabupaten Morowali, secara umum terus meningkat dari 2018 hingga tahun 2023.

BACA JUGA:Cari Sosok Pemimpin Muba 2024, HMI Serasan Sekate Gelar Seminar Pilkada Damai, Ini Tanggalnya

Tahun 2018, IPM Kabupaten Morowali sebesar 71,14 persen dan tahun 2023 mencapai 73,82 persen.

Artinya, ini mengindikasikan dampak perkembangan industri tambang nikel cukup signifikan mendorong kemajuan pembangunan manusia.

Apalagi, potensi nikel yan dimiliki Kabupaten Morowali dipredisk tak akan habis hingga 200 tahun mendatang.

Selain itu, keberadaan industri tambang ini juga berdampak biofisik, sosial, ekonomi da budaya yang berpengaruh.

BACA JUGA:Artis Betharia Sonata Terkena Stroke, Yuk Kenali 7 Tanda Awalnya yang Harus Diwaspadai

Dalam sebuah kajian literatur FMIPA UNIMUS diketahui, pergeseran bagi masyarakat juga bakal terjadi.

Kategori :