Untuk alasan yang pertama, keputusan tersebut juga sudah sesuai dengan komitmen Muhammadiyah terhadap perbankan syariah yang ada di Indonesia.
BACA JUGA:Google Buka Pendaftaran Beasiswa Bagi 10.000 Pelajar di Indonesia, Ini Cara dan Link Pendaftarannya
BACA JUGA:Ole Romeny Beri Sinyal Jadi Perkuat Timnas Indonesia, Ia Pamer Ini ke Netizen
Dengan menarik dana dari BSI dan mengalihkan ke bank syariah lainnya juga untuk memberikan persaingan yang sehat antar bank syariah.
Sehingga PP Muhammadiyah memutuskan untuk melakukan penataan beberapa hal menyangkut masalah keuangan.
Hal ini juga mencakup hal yang terkait dalam dunia perbankan serta penempatan dana sekaligus pembiayaan yang diterima.
“Muhammadiyah akan terus melakukan konsolidasi dan rasionalisasi terkait masalah keuangan sehingga Muhammadiyah bisa ikut menciptakan persaingan yang sehat diantara bank syariah di Indonesia,” jelasnya.
BACA JUGA:Masih Misteri! Ini 10 Harta Karun Tersembunyi di Indonesia yang Belum Ditemukan
BACA JUGA:Dapat Subsidi dari Pemerintah! Ini 5 Motor Listrik Subsidi Terbaik di Indonesia, Tertarik?
Selain itu, penarikan dana dari BSI ini juga sebagai bentuk PP Muhammadiyah untuk terus mendukung perkembangan perbankan syariah.
Sedangkan untuk alasan kedua, Anwar menyebut lebih disebabkan pertimbangan risiko.
Diketahui jika dana yang dimiliki Muhammadiyah di BSI jumlahnya sangat banyak, diperkirakan mencapai Rp1,3 triliun.
Dengan dana sebesar itu yang ada di BSI maka dikhawatirkan akan memicu risiko konsentrasi (concentration risk).
BACA JUGA:Presiden Jokowi Pilih Sapi Simental jadi Hewan Kurban untuk Warga Sumsel, Beratnya Capai 1.135 Ton
BACA JUGA:Diprediksi Jadi OKB, 4 Weton Ini Punya Keistimewaan Positif Mendatangkan Rezeki Berlimpah
Kondisi tersebut sangat kontras dengan di bank syariah lainnya yang bisa menyebabkan persaingan diantara bank syariah menjadi tidak sehat.