Adapun tempat penghasil bahan bahan Batu Akik Raflesia Bengkulu ini, tersebar di wilayah Provinsi Bengkulu dari wilayah selatan hingga wilayah utara, batu dengan kekerasan skala 6 sampai 7 pada skala mohs ini, memiliki tekstur yang berbeda dengan bahan bahan chalcedony lain yang ditemukan di Indonesia pada umumnya.
Daging batu yang berserat lurus, lazim dinamakan serat sulaiman atau sulaiman fiber, dan erat inilah yang memunculkan fenomena cat eye atau mata kucing, fenomena cat eye biasanya didapat pada batu jenis rafflesia chalcedony melalui teknik pemotongan bahan.
Selain fenomena cat eye ada juga ditentukan fenomena luster atau klep air yang istilah masyarakat adalah koclak air serta fenomena tapak jalak dan fenomena inilah yang menjadi ciri tersendiri bagi batuan yang disebut rafflesia calcedony.
Dengan balutan kulit kapur putih tebal membuat warna asli batu akan tenggelam di dalam selimut berwarna putih. Perlu pemotongan dahulu pada bagian ujung bahan agar dapat mengetahui kategori warna sesungguhnya.
BACA JUGA:10 Menit dari Pusat Kota, Ini Tempat Sarapan Pagi dan Jajanan Pasar Modern di Palembang
Batu Akik Raflesia Bengkulu saat ini masih menjadi incaran banyak pecinta batu akik di Indonesia, varian ini mampu mengeluarkan fenomena mata kucing, fenomena tapak jalak, fenomena luster atau klep air. Inilah kelebihan-kelebihan Batu Raflesia Bengkulu di tangan para seniman gosok dan poles batu akik, serat sulaiman memang menjadi ciri khas dari batu indah bumi raflesia ini.
Semoga kehadiran Batu Raflesia Bengkulu mampu memberikan nuansa baru di dunia perbatuan nusantara dan bagi para pecinta batu akik, batu raflesia Bengkulu yang kaya akan warna ini akan semakin menambah gairah dan perkembangan seni batu di tanah air.