Menag Sambut Kunjungan Imam Besar Al Azhar, Sebut Indonesia Best Practice Membangun Dialog Agama dan Peradaban

Rabu 10-07-2024,17:16 WIB
Reporter : Bethanica
Editor : Bethanica

Tentu yang didialogkan adalah persoalan-persoalan kemanusiaan dan peradaban.

BACA JUGA:Modernisasi Pendidikan Madrasah, Kemenag Sumsel Kini Siapkan Program Kelas Digital Madrasah

BACA JUGA:Kemenag Terbitkan Aturan Pelaksanaan Dam Jemaah Haji Indonesia

"Isu-isu universal seperti keadilan, kesetaraan, perdamaian, ekologi, dan keberlangsungan bumi menjadi kalimatun sawa’ yang dapat mempertemukan berbagai komponen masyarakat, pengikut agama dan bangsa," paparnya.

"Perdamaian, keselamatan, dan cinta adalah inti ajaran agama-agama. Dalam Islam, Nabi Muhammad menekankan pentingnya ifsyā’ as-salām (menebar salam perdamaian). Dalam Kristen dikenal ajaran cinta kasih. Dalam Hindu diajarkan konsep Tri Kaya Parisudha, Tri Hita Karana, dan Catur Paramita. Dalam Buddha dikenal konsep Dhamma yang mengajarkan tentang keselamatan dalam kebenaran universal. Dan dalam Konghuchu diajarkan 4 Watak Sejati yang harus dibina oleh setiap umat manusia, salah satunya adalah Ren yang berati cinta kasih," sebut Menag.

"Ajaran luhur agama-agama seperti ini mari kita jadikan sebagai nilai sekaligus spirit untuk berdialog antarsesama, sehingga cita-cita kita semua untuk mewujudkan perdamaian dunia bisa terwujud," sambungnya.

Apresiasi Grand Syekh

Menag Yaqut menyampaikan salam takzim dan apresiasi atas kehadiran Grand Syekh Al-Azhar  Prof. Dr. Ahmad Al Tayeb, di Indonesia.

BACA JUGA:Cara Cek Formasi dan Syarat Pendaftaran CPNS dan PPPK Kemenag 2024

BACA JUGA:Kemenag Terbitkan Edaran Pembayaran Dam, Ini Tujuan dan Besaran Biayanya

Ini adalah kunjungan ketiga kalinya, setelah tahun 2016 dan 2018.

Baru kali ini dalam sejarah hubungan Indonesia-Mesir, Grand Syekh Al-Azhar berkenan melakukan lawatan hingga tiga kali ke Indonesia. 

"Ini menunjukkan kecintaan beliau kepada Indonesia. Bangsa dengan populasi muslim terbesar. Bangsa dengan jumlah pengikut agama dan aliran kepercayaan terakbar. Bangsa yang berbhinneka tunggal ika dan plural, tapi berhasil membangun kehidupan yang rukun dan tenteram," ujar Gus Men.

Di mata Gus Men, Grend Syekh Al Azhar, Prof. Dr. Ahmed Thayyeb adalah salah satu tokoh agama yang paling konsisten mengkampanyekan dialog antaragama dan peradaban, untuk mewujudkan perdamaian dunia.

Salah satu kontribusi penting beliau dalam membangun dialog itu adalah terwujudnya Piagam Persaudaraan Kemanusiaan (Watsiqah al-Ukhūwah al-Insānīyah) yang ditandatangani GSA bersama Paus Fransiskus pada 4 Februari 2019.

"Inti dari piagam tersebut adalah mengajak seluruh umat manusia hidup berdampingan dengan berpegang pada nilai-nilai perdamaian, saling pengertian, kesetaraan, persaudaraan, hidup berdampingan, kebijaksanaan, keadilan, dan cinta," papar Gus Men.

Kategori :