Kebutuhan Artificial Graphite dan Anode Sheet akan semakin meningkat di masa mendatang.
Hal ini juga seiring dengan pertumbuhan industri kendaraan listrik.
Tak hanya untuk industri kendaraan listrik, Artificial Graphite dan Anode Sheet juga dibutuhkan industri-industri lain.
Seperti industri penyimpanan energi, elektronik hingga peralatan medis.
BACA JUGA:Pejuang Hizbullah Sukses Pamer Drone Anyar di Muka Israel
Hilirisasi tersebut sejalan dengan visi PTBA menjadi perusahaan energi kelas dunia yang peduli lingkungan.
Serta mendukung pencapaian target Net Zero Emission (karbon netral) pada 2060 atau sebelumnya.
Pada kesempatan yang sama, Mulyadi Sinung Harjono mengaku berharap agar pilot project konversi batu bara menjadi Artificial Graphite dan Anode Sheet dapat membawa manfaat untuk memperkuat posisi Indonesia dalam industri bahan baku strategis.
“Kami berharap kerja sama dengan PTBA terus berlanjut, menghasilkan penelitian yang bermanfaat. Serta pilot project konversi batu bara menjadi Artificial Graphite dan Anode Sheet ini berjalan sesuai dengan yang telah direncanakan,” jelasnya.
BACA JUGA:Green Mining, PT Bukit Asam Tanam Pohon Bersama di Lahan Bekas Tambang
BACA JUGA:Pertahankan Kinerja Positif, PT Bukit Asam Perkuat Efisiensi Operasi dan Produksi
Sekilas Informasi Terkait Konversi Batu Bara Menjadi Artificial Graphite dan Anoda Sheet:
Konversi batu bara menjadi Artificial Graphite dan Anode Sheet dilakukan melalui beberapa tahapan.
Tahapan pertama yaitu proses karbonisasi batu bara menjadi batu bara semikokas atau Coalite.
Kemudian Coalite dihaluskan menjadi serbuk, lalu melalui proses perendaman, pemanasan, pencucian, pengeringan dan penghalusan.