Namun menjadi kelompok-kelompok perlawanan Islam lintas negara di Timur Tengah plus Iran sebagai sponsor utama, melawan zionis Israel.
BACA JUGA:Pasca Serangan Hacker, Layanan Publik di PDNS 2 Berhasil Dipulihkan, Apa Saja?
BACA JUGA:Kemenag Sumsel Bagikan 5000 Paket Lebaran Yatim
Hizbullah mulai gencar melakukan serangan, sehari pasca Hamas melakukan gempuran ke Israel yang dikenal sebagai “Operasi Banjir Al Aqsa” pada 7 Oktober 2023 lalu.
Serangan Hamas tersebut, menjadi pemicu bergolaknya sejumlah front lain melawan Israel.
Mulai dari Hizbullah di Lebanon, hingga Houthi Yaman yang terus menebar teror kepada kapal Israel atau yang berafiliasi dengan negara zionis tersebut di Laut Merah.
Khusus di Lebanon, selama baku tembak lintas perbatasan negara sejak Oktober 2023, sudah menewaskan 511 warga.
BACA JUGA:AUTO KAYA RAYA! Inilah Mutiara Termahal di Dunia, Ada yang Seharga Rp173 Miliar
Dari jumlah itu, sebagiah besar adalah pejuang Hizbullah
Sementara di pihak Israel sebanyak 17 tentara dan 13 warga sipil tewas, menurut pihak berwenang.
Kekerasan tersebut, yang sebagian besar terjadi di wilayah perbatasan, telah menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya konflik besar-besaran antara kedua pihak yang bertikai, yang terakhir kali berperang pada musim panas 2006.
Dikutip dari laman Wikipedia, kontak senjata pertama antara Hizbullah dan militer Israel terjadi selama Perang Saudara Lebanon.
BACA JUGA:Lindungi Obvitnas, Kilang Pertamina Plaju dan Kodam II/Sriwijaya Perkuat Sinergi
BACA JUGA:5 Laptop Terbaik Harga 6 Jutaan, Spesifikasi Gahar dengan Performa yang Kencang!
Saat itu Iran semakin terlibat dalam urusan internal Lebanon.