Pecah khusus serangan terbaru terjadi setelah AS menjamu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Kongres pada bulan Juli ini.
Sejumlah milisi Pro Iran di Irak dilaporkan sebagai dalang dari serangan ini.
Karena Teheran memandang Washington sebagai pendukung nomor satu Israel.
Sebenarnya serangan serupa sempat terjadi pada Januari dan bulan Juni lalu.
BACA JUGA:Mengenal Helikopter Bell 212 Buatan Amerika Serikat yang Jatuh saat Membawa Presiden Iran Raisi
Namun serangan-serangan seperti itu mulai berkurang saat Departemen Pertahanan AS mengatakan bahwa delegasi Israel dan Hamas mencapai kesepahaman tentang konsep fase baru hubungan keamanan bilateral.
Hengkangnya militer AS dari negeri 1001 malam ini meski belum ada kesepakatan formal yang dicapai.
Irak menginginkan pasukan dari Koalisi militer pimpinan AS mulai menarik diri dan secara resmi mengakhiri tugas koalisi itu paling lambat September 2024.
Sumber Irak menambahkan itu termasuk beberapa pasukan AS yang mungkin akan tetap berada di sana dalam kapasitas penasihat yang dinegosiasikan.
BACA JUGA:Aksi Massa Pro Palestina Meluas di Kampus Ternama di Amerika Serikat, Ini Tuntutannya
Juru bicara Departemen Luar Negeri As Matthew Miller mengatakan dalam keterangan persnya bahwa transisi misi koalisi berdasarkan ancaman dari ISIS menjadi fokus pembicaraan tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Menurut catatan Middle East monitor koalisi pimpinan AS sendiri dibentuk pada tahun 2014 untuk memerangi kelompok ISIS.
Koalisi militer ini seolah hanya menjadi pengganti setelah invasi ilegal AS ke Irak.
Pada tahun 2003 harus menghentikan pendudukan dan menarik pasukannya pada tahun 2011.
BACA JUGA: Badai Salju Horor di Amerika Serikat Kubur Mobil di Jalanan, Sebabkan 27 Orang Tewas
Saat ini sekitar 2.500 tentara AS ditempatkan di tiga pangkalan utama di Irak dan didukung oleh lebih dari 80 anggota koalisi.