Koordinator Khusus PBB untuk Lebanon dan UNIFIL menyatakan duka cita mendalam, atas serangan tersebut.
BACA JUGA:Bisa Buka Pintu Rezeki Inilah khasiat Batu Akik Pirus
Keduanya meminta semua pihak, baik Hizbullah maupun Israel untuk menahan diri secara maksimal.
“Diimbau masing-masing pihak hentikan baku tembak yang semakin intensif, karena dapat memicu seluruh wilayah ke dalam bencana yang luar biasa,” tegas Jeanine Hennis-Plasschaert dan Aroldo Lazaro.
Diketahui, konflik bersenjata antara Hizbullah dan Israel dipicu serangan Hamas ke wilayah Negara Zionis tersebut pada 7 Oktober 2023.
Hizbullah sebagai sekutu dari Hamas, melakukan serangan serupa ke wilayah Israel sehari setelahnya.
BACA JUGA:Perhatikan 7 Tanda Ban Mobil Yang Harus Segera Diganti
BACA JUGA:Uniqlo Dukung Timnas Basket Putra U-18 Berlaga di Asia Cup 2024
Pada 7 Oktober 2023, Hamas bersama beberapa kelompok militan Palestina, melancarkan serangan bersenjata terkoordinasi dari Jalur Gaza ke wilayah Gaza di Israel selatan, invasi pertama ke wilayah Israel sejak Perang Arab-Israel tahun 1948.
Serangan itu bertepatan dengan hari raya keagamaan Yahudi Simchat Torah.
Hamas dan kelompok bersenjata Palestina lainnya menamakan serangan tersebut Operasi Banjir Al-Aqsa.
Serangan tersebut mengawali perang Israel-Hamas yang sedang berlangsung.
BACA JUGA:PT Pamapersada Nusantara (PAMA) Buka Lowongan Kerja Terbaru Ada 18 Posisi Menarik Lamar di Sini
BACA JUGA:Tembus Hingga 70 Ribu Unit, Populasi Mobil Hybrid di Indonesia Meningkat Secara Drastis
Serangan dimulai pada awal 7 Oktober dengan rentetan setidaknya 3.000 roket diluncurkan ke Israel ,dan serangan paraglider yang diangkut dengan kendaraan dan bertenaga.