Tak lain, alasannya yakni karena kekayaan emas belimpah di daerah tersebut.
BACA JUGA:5 Daerah Sumsel Masih Berasap, Daerah PALI Dan Muba Masih Membara
BACA JUGA:Raih Prestasi, Dirut Semen Baturaja Sabet Penghargaan Indonesia’s Top Green Leaders 2024
Bukan itu saja, Sumatera Barat juga menjadi primadona penghasil rempah-rempah berkualitas super di Indonesia.
Tak jarang, rasa penasaran muncul sebab penyebutan Sumatra sebagai Pulau Emas terekam dalam catatan kesejarahan.
Mislanya seperti saat seorang tokoh pemuka Buddha Tiongkok I Tsing di abad ke-7 M, Sumatra disebut dengan Chin-Chou atau Pulau Emas.
Sebutan ini diketahui saat dirinya berkunjung ke Kerajaan Sriwijaya, bahkan terdapat pula dalam Prasasti Nalanda India sekitar tahun 820.
BACA JUGA:Bandara IKN Akan Layani Penerbangan Internasional, Bisa Terbang Langsung ke Eropa
BACA JUGA:Hindari 3 Jenis Makanan Ini, Karena Bisa Merusak Ginjal Anda
Dalam peninggalan prasasti itu, Sumatra disebut Suwarnadwipa yang artinya Pulau Emas.
Catatan ini juga diperkuat dengan pernyataan bahwa aktivitas pertambangan emas telah marak dilakukan sejak zaman kerajaan.
Dari dokumen Grand Strategy Minerba ESDM, terungkap Gunung Ophir Sumatera Barat inilah yang dimaksudkan.
Ketika ditelusuri jejak emas dan perak melalui pemetaan potensi geologi ESDM, terlihat di sekitar daratan setinggi 2.919 meter ini masih mempunyai potensi yang cukup prospektif.
BACA JUGA:Pakaian Sultan! Honda Gold Wing 2025 Miliki Fitur Terbaru dengan Harga Jual Segini
BACA JUGA:Prancis 1-0 Argentina: Gol Sundulan Mateta Menyelesaikan Laga Menegangkan di Olimpiade Paris 2024
Lokasi berdekatan Gunung Ophir ini, Kabupaten Pasaman Barat juga terdapat catatan bijih terkira sebanyak 6.482.750 ton emas.