JAKARTA, PALPRES.COM - Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dr Daryono S.Si, MSi, angkat bicara terkait heboh potensi gempa besar alias Megatrust yang kemungkinan akan terjadi Indonesia.
Khususnya terkait pernyataannya beberapa waktu lalu, mengenai potensi Megathrust Selat Sunda dan Megathrust Mentawai-Siberut.
Menurut Daryono dalam laman media sosial X @DaryonoBMKG, potensi gempa di zona megathrust bukan hal baru.
Pembahasan mengenai potensi gempa di zona Megathrust Selat Sunda dan Mentawai-Siberut, menurut Daryono, sebenarnya sudah menjadi tema bahasan lama.
BACA JUGA:Prakiraan Cuaca Hari Ini 15 Agustus 2025, Wilayah Sumsel Berawan Tebal Berpotensi Hujan Mulai Siang
Bahkan sudah ada sejak sebelum terjadi Gempa dan Tsunami Aceh pada 2004.
“Munculnya kembali pembahasan potensi gempa di zona megathrust saat ini, bukanlah bentuk peringatan dini (warning) yang seolah-olah dalam waktu dekat akan segera terjadi gempa besar.
Tidak demikian,” jelas Daryono.
Menurut Daryono, dia hanya mengingatkan kembali keberadaan Zona Megathrust Selat Sunda dan Mentawai-Siberut sebagai sebuah potensi yang diduga oleh para ahli sebagai zona kekosongan gempa besar (seismic gap) yang sudah berlangsung selama ratusan tahun.
BACA JUGA:Nova Arianto Genjot Punggawa Timnas Indonesia U17, TC di Bali Fokus Latihan Fisik Pemain
BACA JUGA:TEGAS! MenPAN RB Tolak Tenaga Honorer Kriteria Ini Jadi PPPK 2024
“Seismic gap ini memang harus kita waspadai, karena dapat melepaskan energi gempa signifikan yang dapat terjadi sewaktu-waktu,” ujarnya.
Munculnya kembali pembahasan potensi gempa di zona Megathrust Selat Sunda dan Mentawai-Siberut, menurut Daryono, sebenarnya tidak ada kaitannya secara langsung dengan peristiwa gempa kuat M7,1 yang berpusat di Tunjaman Nankai dan mengguncang Prefektur Miyazaki Jepang.
Seismic Gap Selat Sunda dan Mentawai-Siberut-IG@daryonobmkg-