Saat itu, Ismail Haniyeh baru saja menghadiri pelantikan Presiden Iran, Masoud Pezeshkian.
Sehingga tumpahnya darah Pemimpin Hamas di Teheran, sepertinya menjadi tamparan bagi Iran.
Israel dan sekutunya pun menjadi sasaran tudingan Iran, sebagai aktor dibalik terbunuhnya Ismail Haniyeh.
Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) bergerak cepat melakukan penyelidikan dalam kasus tersebut.
Tak sedikit orang, baik militer dan sipil yang berada di sekitar Ismail Haniyeh saat kejadian, ditangkap.
Dari penyelidikan, IRGC mengumumkan bahwa Ismail Haniyeh diduga tewas akibat peluru jarak pendek yang membawa sekitar 7 kilogram bahan peledak ditembakkan dari luar gedung.
Sinyal adanya tangah agen Israel dalam pembunuhan Ismail Haniyeh, kian kuat.
IRGC menyalahkan Tel Aviv atas kejahatan tersebut, dan melibatkan Washington.
Apalagi pihak Israel sama sekali belum memberikan respon terkait hal itu, menolak atau mengakui telah membunuh Ismail Haniyeh.
Peristiwa itu menyebabkan ketegangan memuncak antara Iran dan Israel.
Bahkan, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatullah Sayyid Ali Khamenei, telah memerintahkan IRGC menyerang Israel sebagai balas dendam atas tewasnya Ismail Haniyeh di Teheran.
Walau hingga saat ini, serangan itu tak kunjung terjadi.