Gabah dari petani dikeringkan beberapa jam nanti siap giling," jelasnya.
BACA JUGA:Pilkada Muba 2024, Benarkah Pertarungan Antar Mafia? Begini Penjelasan dari Pengamat Politik Ini
Dia mengklaim, dengan mesin yang dia ciptakan, kandungan beras kepala besar mencapai 95 persen dan derajat sosoh 100 persen ketika proses penggilingan.
Belum lagi, beras yang dihasilkan dengan penggilingan mesin ini berkualitas medium.
"Keunggulan lainnya (menggunakan mesin ciptaannya) tidak ada limbah, karena kulit padinya langsung jadi dedak halus (jadi pakan ternak) tidak ada sekam," ujarnya.
Kata dia, jenis modifikasi penggerak mesin yang dihasilkan saat ini menggunakan mesin diesel dengan biaya lebih murah dibanding membeli mesin baru seharga ratusan hingga miliatan rupiah.
BACA JUGA:Pagi Ini 2 Kali Gempa Guncang Kaur Bengkulu, Tak Berpotensi Tsunami
"Semuanya disini seken mas, gak ada yang baru.
Dia memperoleh mesin-mesin dari pabrik yang sudah beralih ke tenaga listrik," katanya.
Muri menuturkan, karena menggunakan mesin seken, modifikasi harus presisi.
"Misalkan besaran roda putar, karet panbell harus benar ukuran karena pengaruh ke kualitas beras.
BACA JUGA:Pagi Ini 2 Kali Gempa Guncang Kaur Bengkulu, Tak Berpotensi Tsunami
BACA JUGA:Istana Garuda Karya Nyoman Nuarta Bukan Juara 1 Sayembara, Dipilih Jokowi Karena Hal Ini
Bisa patah-patah berasnya kalau tidak presisi," jelas dia.